21. وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ٱتَّبِعُوا۟ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ قَالُوا۟ بَلْ نَتَّبِعُ مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ ءَابَآءَنَآ ۚ أَوَلَوْ كَانَ ٱلشَّيْطَٰنُ يَدْعُوهُمْ إِلَىٰ عَذَابِ ٱلسَّعِيرِ
wa iżā qīla lahumuttabi’ụ ma anzalallāhu qālụ bal nattabi’u mā wajadnā ‘alaihi ābā`anā, a walau kānasy-syaiṭānu yad’ụhum ilā ‘ażābis-sa’īr
21. Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang diturunkan Allah”. Mereka menjawab: “(Tidak), tapi kami (hanya) mengikuti apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya”. Dan apakah mereka (akan mengikuti bapak-bapak mereka) walaupun syaitan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala-nyala (neraka)?
Tafsir :
Jika mereka diajak untuk mengikuti Al-Quran atau hadits-hadits Nabi ﷺ mereka menolaknya dan lebih mengutamakan untuk mengikuti tradisi nenek moyang mereka. Ini merupakan penyakit yang dihadapi oleh para nabi, mereka dihadapkan dengan orang-orang yang mengikuti tradisi. Dalam anggapan mereka bahwa nenek moyang mereka tidak pernah salah sehingga harus diikuti. Menurut mereka orang yang keluar dari ajaran nenek moyangnya maka ia telah terjerumus ke dalam kesesatan. Nabi ﷺ juga pernah disematkan kepada beliau gelar As-Shabi’ yaitu orang yang keluar dari ajaran nenek moyangnya.
Banyak orang yang terhalangi dari hidayah karena lebih mengutamakan ajaran nenek moyangnya. Oleh karenanya pada lanjutan ayat tersebut Allah ﷻ menegur mereka,
اَوَلَوْ كَانَ الشَّيْطٰنُ يَدْعُوْهُمْ اِلٰى عَذَابِ السَّعِيْرِ
Apakah mereka (akan mengikuti nenek moyang mereka) walaupun sebenarnya setan menyeru mereka ke dalam azab api yang menyala-nyala (neraka)?”
Sikap mempertahankan tradisi nenek moyang inilah yang akhirnya menghalangi Abu Thalib untuk memeluk Islam, padahal ia sudah yakin dengan apa yang dibawa oleh Nabi ﷺ.
Nenek moyang tidak bisa dijadikan sumber dalil. Kita seribu tahun yang akan datang juga akan menjadi nenek moyang sedangkan kita bukanlah orang yang maksum (terbebas dari kesalahan). Apakah kita ridha jika segala yang kita lakukan sekarang diikuti oleh orang-orang di masa mendatang? Sikap yang benar adalah mengikuti hal-hal yang benar secara tinjauan syariat adapun perbuatan mereka yang menyelisihi Al-Quran dan As-Sunnah maka hendaknya kita tinggalkan.