16. يَٰبُنَىَّ إِنَّهَآ إِن تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُن فِى صَخْرَةٍ أَوْ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ أَوْ فِى ٱلْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا ٱللَّهُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ
yā bunayya innahā in taku miṡqāla ḥabbatim min khardalin fa takun fī ṣakhratin au fis-samāwāti au fil-arḍi ya`ti bihallāh, innallāha laṭīfun khabīr
16. (Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.
Tafsir :
Apa maksud dari firman-Nyaإِنَّهَا إِنْ تَكُ “sesungguhnya itu meskipun sedikit”? Terdapat 2 pendapat di kalangan para ulama: ([1])
Pendapat pertama: mengatakan maksudnya adalah rezeki. Yaitu Luqman Al-Hakim sedang menasihati anaknya untuk yakin dengan rezeki. Maksudnya bahwa rezekimu tidak akan lari. Meskipun rezeki tersebut berada di dalam batu tersembunyi Allah akan hadirkan buatnya. Meskipun rezeki tersebut berada di dalam tanah Allah akan datangkan kepadanya. Meskipun rezeki tersebut berada di atas langit maka Allah akan datangkan kepadanya. Sehingga anaknya harus sadar bahwasanya rezeki sudah dijamin. Hendaknya seseorang harus yakin bahwasanya rezeki tidak akan lari darinya. Disebutkan dalam sebuah hadits,
«إِنَّ رُوحَ الْقُدُسِ نَفَثَ فِي رُوعِي أَنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ رِزْقَهَا، أَلا فَاتَّقُوا اللَّهَ، وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ»
“Sungguh malaikat Jibril telah membisikkan pada hati saya bahwa sebuah jiwa tidak akan mati sampai menyempurnakan rezekinya, maka bertakwalah kepada Allah dalam mencari rezeki, dan indahkanlah permohonan kalian.” ([2])
Hendaknya kita mencari rezeki dengan cara yang baik karena rezeki tidak akan lari. Apa yang telah Allah catat meskipun sekecil biji sawi dan terletak di dalam batu maka Allah akan mengeluarkannya. Karena rezeki kita tidak akan hilang yang penting kita berusaha. Maka Luqman Al-Hakim menanamkan hal tersebut kepada anaknya untuk yakin akan hal tersebut.
Pendapat kedua: ini merupakan pendapat mayoritas ulama. Mereka mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan إِنْ تَكُ “sesungguhnya itu meskipun sedikit” adalah kemaksiatan dan ketaatan. Yaitu Allah ingin menjelaskan bahwasanya Luqman Al-Hakim menasihati putranya: “wahai putraku bahwasanya apa pun yang kau lakukan berupa kebaikan sekecil apa pun meskipun kebaikan tersebut tersembunyi di dalam batu dan tidak ada yang melihat, atau kau lemparkan kebaikan tersebut ke atas langit atau kau tanam ke dalam bumi maka Allah akan datangkan pada hari kiamat”. Jadi kebaikan tersebut walau tidak ada yang melihatnya, tidak di sebar di media sosial, anak dan istri tidak melihat, teman-teman tidak melihat, tangan kanan tidak melihat apa yang diinfakkan oleh tangan kiri maka Allah akan datangkan kebaikan sedikit apa pun pada hari kiamat. Ini menjelaskan bahwa ketaatan tidak ada yang luput dari perhatian Allah dan akan ada balasannya. Allah I berfirman,
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS. Al-Zalzalah: 7)
Nabi bersabda,
لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ
“Janganlah kamu menganggap remeh sedikitpun terhadap kebaikan, walaupun kamu hanya bermanis muka kepada saudaramu (sesama muslim) ketika bertemu.” ([3])
Tersenyum adalah sebuah kebajikan, meskipun ketika kita tersenyum kepada saudara kita namun dia tidak melihatnya akan tetapi Allah mengetahuinya. Jadi jangan khawatir, kebaikan tersebut akan ada pahalanya. Nabi r bersabda,
«اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ»
“jagalah diri kalian dari api neraka walau dengan bersedekah sepenggal kurma.” ([4])
Walaupun bersedekah dengan sepenggal kurma asalkan dengan tulus maka ini ada nilainya di sisi Allah.
Sebagaimana kebaikan yang disembunyikan yang tidak terlihat atau sekecil apa pun maka Allah akan datangkan maka demikian juga maksiat. Ada maksiat yang sangat kecil dan meskipun jika tersembunyi dalam batu atau dalam tanah atau tersembunyi di luar angkasa maka Allah akan datangkan maksiat tersebut pada hari kiamat kelak. Oleh karenanya Allah berfirman,
يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ
“Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (QS. Al-Mukmin: 19)
Semua lirikan mata kita Allah mengetahuinya begitu juga semua yang tersembunyi di dalam dada kita. Baik itu ikhlas, kemaksiatan, riya’, ‘ujub, suuzan, sombong, angkuh, dan yang lainnya maka semua ini akan Allah datangkan pada hari kiamat kelak.
Kemudian firman-Nya,
إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ
“Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.”
Semua yang disebutkan di atas dikarenakan Allah maha halus dan Allah maha mengetahui segala sesuatu secara detail.
______________
Footnote :
([1]) Lihat: Tafsir Al-Qurthubi 14/66-67