5. أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
ulā`ika ‘alā hudam mir rabbihim wa ulā`ika humul-mufliḥụn
5. Mereka itulah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Tafsir :
Pada ayat ini Allah ﷻ menjelaskan bahwasanya orang-orang yang melakukan amal-amal saleh yang disebutkan pada ayat sebelumnya adalah orang-orang yang berada di atas petunjuk Allah ﷻ. Petunjuk tersebut bukan sembarang petunjuk akan tetapi petunjuk yang istimewa. Hal ini karena هُدًى (petunjuk) datang dalam bentuk nakiroh (tanwin) yang menunjukan akan pengagungan petunjuk tersebut([1]). Lalu Allah menyebutkan bahwa,
وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Di sini seakan Allah ﷻ memberi batasan, bahwa hanya mereka saja orang-orang yang beruntung yaitu mendapatkan rahmat Allah ﷻ dengan masuk surga, selain mereka maka tidak mendapatkan hal tersebut. Yaitu siapa yang ingin beruntung maka tidak ada jalan lain kecuali menempuh jalan mereka. Adapun jalan selain mereka maka bukanlah jalan keberuntungan akan tetapi jalan kerugian, kesengsaraan, dan kebinasaan([2]). الْفَلاَحُ (keberuntungan) yang dimaksud dalam ayat ini mencakup keberuntungan di dunia dan di akhirat([3]).
_______________
Footnote :
([1]) Lihat Tafsir as-Sa’di hal 646