8. ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُۥ مِن سُلَٰلَةٍ مِّن مَّآءٍ مَّهِينٍ
ṡumma ja’ala naslahụ min sulālatim mim mā`im mahīn
8. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.
Tafsir :
Allah ﷻ menyebutkan di antara nikmat-nikmat Allah dalam penciptaan seluruh makhluk dengan sempurna, maka yang paling sempurna adalah manusia. Allah ﷻ berfirman,
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
“sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At-Tin: 4)
Firman Allah ﷻ,
مِنْ سُلٰلَةٍ
“dari sari pati”
Para ulama mengatakan maksud dari kata ini bahwasanya tidak semua air mani menjadi manusia. Dari sekian juta sel air mani mungkin hanya sedikit yang berhasil masuk ke ovum lalu kemudian terjadi pembuahan.
Firman Allah ﷻ,
ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهٗ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ مَّاۤءٍ مَّهِيْنٍ ۚ
“air yang hina (air mani).”
Karena air mani keluar dari tempat yang hina lalu bercampur dengan ovum wanita, maka seseorang jangan sombong. Allah berfirman,
خُلِقَ مِنْ مَاءٍ دَافِقٍ
“Dia diciptakan dari air yang dipancarkan.” (QS. At-Tariq: 6)
Terdapat sebuah cerita tentang seorang pejabat yang menemui seorang ulama lalu berkata kepada ulama tersebut: ‘tidak tahukah kamu siapa saya? Ulama tersebut menjawab: saya tahu, kamu adalah makhluk yang tercipta dari air mani yang keluar dari saluran kencing yang juga hina. Ketika mati menjadi bangkai yang busuk, sedangkan ketika hidup maka di dalam perutmu terdapat kotoran yang busuk. Itulah hakikat hidupmu.” ([1])
________________
Footnote :