9. ثُمَّ سَوَّىٰهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِن رُّوحِهِۦ ۖ وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ ۚ قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ
ṡumma sawwāhu wa nafakha fīhi mir rụḥihī wa ja’ala lakumus-sam’a wal-abṣāra wal-af`idah, qalīlam mā tasykurụn
9. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
Tafsir :
Maksud dari menyempurnakan ciptaan-Nya adalahAllah menciptakan ciptaan manusia dari air mani, kemudian dimasukkan ke dalam rahim, lalu dijadikan tulang dan daging hingga sempurna tubuhnya. Lalu Allah mengirim malaikat untuk meniupkan ruh ke dalam jasad dan menjadikan baginya pendengaran, penglihatan, dan hati akan tetapi hanya sedikit yang bersyukur kepada Allah ﷻ. ([1])
Dari semua kenikmatan ini seharusnya kita mengagungkan Allah ﷻ dan tidak pantas bagi kita untuk berbuat menyekutukan Allah ﷻ. Allah yang mengatus segalanya dari atas ‘Arsy, Dialah yang mengetahui yang gaib dan yang terlihat, Dialah yang maha ‘Aziz maha perkasa dan maha penyayang kepada hamba-hamba-Nya. Dialah yang telah menciptakan segala sesuatu dengan sempurna dan Dialah yang telah menciptakan manusia, lantas mengapa kita menyembah makhluk yang tidak bisa apa-apa? Mengapa kita menyembah makhluk yang justru diatur dan akan mati? Mengapa kita menyembah makhluk yang dahulunya tidak ada kemudian menjadi ada? Lebih lagi mengapa kita menyembah makhluk yang telah menjadi tulang belulang di alam barzakh? Maka semua ini tidaklah pantas, dan hendaknya kita berpikir.
______________
Footnote :