8. فَضْلًا مِّنَ ٱللَّهِ وَنِعْمَةً ۚ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
faḍlam minallāhi wa ni’mah, wallāhu ‘alīmun ḥakīm
8. sebagai karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Tafsir :
Ayat ini dijadikan oleh sebagian ulama sebagai bantahan kepada Qadariyah yang mengatakan bahwa seseorang beriman bukan dengan bantuan Allah subhanahu wa ta’ala, dan seseorang membenci kekufuran bukan dengan bantuan Allah subhanahu wa ta’ala akan tetapi dia sendiri yang berusaha. Perkataan ini tidak benar karena seseorang bisa mendapatkan keimanan disebabkan hidayah dari Allah dan yang bisa membuat seseorang membenci terhadap kekufuran adalah Allah subhanahu wa ta’ala, dan janganlah seseorang merasa takjub dengan iman yang dia miliki sehingga dia merasa bahwa karena hasil usahanya dia bisa beriman, karena sesungguhnya yang memberikan keimanan dan membuat seseorang tidak suka terhadap kemaksiatan adalah Allah subhanahu wa ta’ala.