7. وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ ٱللَّهِ ۚ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِى كَثِيرٍ مِّنَ ٱلْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ ٱلْإِيمَٰنَ وَزَيَّنَهُۥ فِى قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ ٱلْكُفْرَ وَٱلْفُسُوقَ وَٱلْعِصْيَانَ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلرَّٰشِدُونَ
wa’lamū anna fīkum rasụlallāh, lau yuṭī’ukum fī kaṡīrim minal-amri la’anittum wa lākinnallāha ḥabbaba ilaikumul-īmāna wa zayyanahụ fī qulụbikum wa karraha ilaikumul-kufra wal-fusụqa wal-‘iṣyān, ulā`ika humur-rāsyidụn
7. Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu “cinta” kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.
Tafsir :
Dalam ayat ini Allah subhanahu wa ta’ala menjelaskan sebuah kenikmatan yang sangat besar yaitu menjadikan Rasul berada di tengah-tengah kalian sebagai pendidik dan pembina yang sangat sayang kepada kalian([1]), sebagaimana yang Allah subhanahu wa ta’ala firmankan dalam ayat lain,
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Sungguh telah datang kepada kalian seorang Rasul dari kaum kalian sendiri, berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagi kalian, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” QS. At-Taubah 128
Dalam ayat ini Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan sifat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu merasa berat terhadap hal-hal yang memberatkan kaum muslimin, sangat bersemangat agar kaum muslimin mendapatkan manfaat, dan sangat sayang kepada mereka. Dan inilah ciri Rasul kita.
Kemudian firman Allah subhanahu wa ta’ala,
لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِنَ الْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ
“Kalau dia menuruti (kemauan) kalian dalam banyak hal pasti kalian akan mendapatkan kesusahan.”
Dalam ayat ini menjelaskan seandainya Rasulullah menuruti semua kehendak kita maka itu akan menjadi sesuatu yang memberatkan kita, hal ini dikarenakan kita tidak mengetahui hal yang menjadi maslahat untuk kita, bisa jadi ketika kita ingin sesuatu kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ikuti lalu hal tersebut menjadi syariat yang ditetapkan yang akhirnya hal tersebut menguntungkan kita namun memberikan kemudaratan bagi yang lain. Kemudian bisa jadi kita menginginkan sesuatu yang kita anggap hal tersebut adalah kemaslahatan lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengiyakan namun ternyata kemaslahatan tersebut hanya sebentar bersifat temporer dan ujungnya adalah kemudaratan([2]), karena yang lebih tahu tentang kita adalah Allah subhanahu wa ta’ala, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
اَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَۗ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ
“Apakah (pantas) yang menciptakan tidak mengetahui terhadap apa yang diciptakan? Dan Dia Mahahalus, Maha Mengetahui.” QS. Al-Mulk: 12
Kita tahu bahwa yang menciptakan adalah Allah subhanahu wa ta’ala, dan Allah subhanahu wa ta’ala mengetahui yang terbaik untuk kita, boleh saja bagi kita untuk berangan-angan terhadap sesuatu yang kita anggap maslahat bagi kita, namun kita tidak tahu apakah hal tersebut benar-benar maslahat bagi kita, Allah subhanahu wa ta’ala lah yang memberikan yang terbaik bagi kita. Maka dalam ayat ini Allah subhanahu wa ta’ala mengingatkan bahwa seandainya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menuruti setiap keinginan kita maka hal tersebut akan menjadi hal yang memberatkan bagi kita.
Kemudian firman Allah subhanahu wa ta’ala,
وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ}
“Dan ketahuilah olehmu bahwa di tengah-tengah kalian ada Rasulullah. Kalau dia menuruti (kemauan) kalian dalam banyak hal pasti kalian akan mendapatkan kesusahan. Tetapi Allah menjadikan kalian cinta kepada keimanan dan menjadikan (iman) itu indah dalam hati kalian serta menjadikan kalian benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus”
Dalam ayat ini Allah subhanahu wa ta’ala menjelaskan agar kita tidak khawatir jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan sebuah syariat yang harus dijalankan, atau mengharamkan sesuatu, atau syariat yang wajib dikerjakan maka Allah subhanahu wa ta’ala akan memberikan keimanan pada hati kita dan kita akan merasa ringan ketika mengerjakannya, hal ini dikarenakan Allah subhanahu wa ta’ala yang menjadikan kita cinta terhadap keimanan. Seperti seseorang yang sebelumnya berat melaksanakan shalat 5 waktu secara berjamaah akhirnya menjadi ringan baginya, dan yang sebelumnya berat untuk bersedekah akhirnya menjadi ringan baginya. Maka jangan pernah merasa berat terhadap apa yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan, karena Allah subhanahu wa ta’ala akan menjadikan kita cinta terhadap keimanan, dan Allah subhanahu wa ta’ala akan menghiasinya di hati kita, dan membuat kita benci terhadap kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan. Mungkin seseorang yang baru belajar agama akan sulit untuk meninggalkan kemaksiatan seperti mendengar musik, tapi jangan khawatir karena suatu saat Allah subhanahu wa ta’ala akan membuatnya benci mendengar musik, dan dia pasti bisa untuk meninggalkannya. Atau ada seseorang yang kecanduan zina dan dia akan merasa gelisah ketika tidak berzina, maka sesungguhnya jika dia benar-benar ingin meninggalkannya dia bisa meninggalkannya dengan meminta kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan Allah subhanahu wa ta’ala agar membuatnya benci terhadap zina, dan ini memang membutuhkan perjuangan.
_____________________
Footnote :