36. وَكَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُم مِّن قَرْنٍ هُمْ أَشَدُّ مِنْهُم بَطْشًا فَنَقَّبُوا۟ فِى ٱلْبِلَٰدِ هَلْ مِن مَّحِيصٍ
wa kam ahlaknā qablahum ming qarnin hum asyaddu min-hum baṭsyan fa naqqabụ fil-bilād, hal mim maḥīṣ
36. Dan berapa banyaknya umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini, maka mereka (yang telah dibinasakan itu) telah pernah menjelajah di beberapa negeri. Adakah (mereka) mendapat tempat lari (dari kebinasaan)?
Tafsir :
Pada ayat ini Allah Subhanahu wa ta’ala memulai paragraf yang baru. Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan perumpamaan bahwa telah ada umat terdahulu yang dibinasakan, padahal kekuatan mereka jauh lebih besar daripada kaum kafir Quraisy. Bahkan Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan bahwa kaum tersebut adalah orang-orang yang hebat karena telah berjalan menguasai negeri-negeri di bumi. Akan tetapi Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan bahwa kekuatan dan kehebatan kaum yang hebat tersebut tidak mampu membuat mereka terhindar dari azab Allah Subhanahu wa ta’ala. Kekuatan dan kehebatannya ternyata tidak bermanfaat di hadapan azab Allah Subhanahu wa ta’ala([1]). Maka secara tidak langsung ayat ini memberikan pengertian bahwa kalau kaum-kaum terdahulu yang memiliki kekuatan dan kehebatan tidak bisa lari dari azab Allah Subhanahu wa ta’ala, maka terlebih lagi orang-orang kafir Quraisy yang tidak memiliki kekuatan, serta tidak memiliki kehebatan dalam menapaki berbagai penjuru dunia dan hanya berkutat di Mekah atau di jazirah Arab.
______________
Footnote :