26. ٱلَّذِى جَعَلَ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ فَأَلْقِيَاهُ فِى ٱلْعَذَابِ ٱلشَّدِيدِ
allażī ja’ala ma’allāhi ilāhan ākhara fa alqiyāhu fil-‘ażābisy-syadīd
26. yang menyembah sembahan yang lain beserta Allah maka lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang sangat”.
Tafsir :
Lima sifat yang sebelumnya telah Allah Subhanahu wa ta’ala sebutkan itu dirangkum dalam penggalan ayat ini, yaitu mereka adalah orang musyrik. Setelah Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan tentang kesyirikan mereka, maka Allah Subhanahu wa ta’ala kembali ulangi perintahnya agar orang-orang yang memiliki sifat-sifat yang Allah sebutkan itu dilemparkan ke dalam neraka. Ini menunjukkan betapa buruknya kesyirikan, hal ini ditunjukan oleh sebab-sebab berikut :
Pertama, karena syirik disebut terakhir oleh Allah Subhanahu wa ta’ala sebagai kesimpulan dari lima sifat buruk tersebut.
Kedua, karena Allah Subhanahu wa ta’ala mengulangi perintahnya, padahal perintah tersebut telah Allah perintahkan diawal.
Ketiga, karena Allah Subhanahu wa ta’ala menggunakan kata ganti (pada firmanNya فَأَلْقِيَاهُ) yang merujuk kepada orang yang berbuat syirik.
Keempat, karena diawal perintah Allah Subhanahu wa ta’ala memerintahkan untuk dimasukkan ke dalam neraka, dan diakhir Allah memerinci bahwa neraka tersebut merupakan azab yang sangat pedih. Ini sebab-sebab yang menunjukkan betapa buruknya kesyirikan.