15. أَفَعَيِينَا بِٱلْخَلْقِ ٱلْأَوَّلِ ۚ بَلْ هُمْ فِى لَبْسٍ مِّنْ خَلْقٍ جَدِيدٍ
a fa ‘ayīnā bil-khalqil-awwal, bal hum fī labsim min khalqin jadīd
15. Maka apakah Kami letih dengan penciptaan yang pertama? Sebenarnya mereka dalam keadaan ragu-ragu tentang penciptaan yang baru.
Tafsir :
Pada ayat ini Allah Subhanahu wa ta’ala membantah orang-orang kafir Quraisy tentang pengingkaran mereka atas hari kebangkitan dengan menyebutkan tentang penciptaan awal([1]). Orang-orang kafir Quraisy mengakui adanya Allah Subhanahu wa ta’ala sebagai pencipta. Maka Allah Subhanahu wa ta’ala membantah mereka dengan mengingatkan bahwa jika Allah mampu menciptakan yang awal, maka untuk mengulangi penciptaan tersebut seharusnya jauh lebih mudah bagi Allah Subhanahu wa ta’ala. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta’ala,
وَهُوَ الَّذِي يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَهُوَ أَهْوَنُ عَلَيْهِ
“Dan Dialah yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya kembali, dan itu lebih mudah bagi-Nya.” (QS. Ar-Rum : 27)
Kalau penciptaan pertama Allah Subhanahu wa ta’ala mampu, maka tentunya penciptaan berikutnya pun Allah Subhanahu wa ta’ala mampu karena hanya tinggal mengulanginya sebagaimana proses penciptaan awal. Oleh karenanya dalam ayat ini Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan هُمْ فِي لَبْسٍ (mereka dalam keragu-raguan). Para Ahli Tafsir menyebutkan bahwa artinya adalah mereka ingin menolak adanya hari kebangkitan, akan tetapi penjelasan-penjelasan Alquran masuk dalam logika mereka. Mulut mereka mengingkari hari kebangkitan, hati mereka juga memaksa untuk mengingkari hari kebangkitan, akan tetapi penjelasan akan adanya hari kebangkitan masuk dalam logika mereka. Akhirnya dengan itu mereka menjadi bimbang dan ragu. Terlebih lagi ketika Allah Subhanahu wa ta’ala mengatakan مِنْ خَلْقٍ جَدِيدٍ, yaitu orang-orang kafir ragu akan penciptaan baru. Padahal secara logika, penciptaan dimana Allah Subhanahu wa ta’ala menciptakan pertama kali itu merupakan penciptaan baru. Akan tetapi orang-orang kafir Quraisy menganggap bahwa hari kebangkitan merupakan penciptaan baru. Maka jika penciptaan pertama sebagai penciptaan baru Allah Subhanahu wa ta’ala mampu, maka tentu penciptaan baru selanjutnya pun Allah Subhanahu wa ta’ala mampu. Intinya mereka orang-orang kafir Quraisy bimbang dan ragu, karena semua penjelasan tersebut logis bagi mereka, hanya saja mereka tetap tidak beriman. ([2])
________________
Footnote :