11. رِّزْقًا لِّلْعِبَادِ ۖ وَأَحْيَيْنَا بِهِۦ بَلْدَةً مَّيْتًا ۚ كَذَٰلِكَ ٱلْخُرُوجُ
rizqal lil-‘ibādi wa aḥyainā bihī baldatam maitā, każālikal-khurụj
11. untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan.
Tafsir :
Bahkan suatu negeri yang tandus bisa Allah Subhanahu wa ta’ala hidupkan (jadi hijau) dengan air. Dan pada ayat ini Allah Subhanahu wa ta’ala menegaskan,
كَذَلِكَ الْخُرُوجُ
“Seperti itulah terjadinya kebangkitan (dari kubur).”
Artinya sangat mudah bagi Allah Subhanahu wa ta’ala untuk membangkitkan mereka. Kalau Allah Subhanahu wa ta’ala mampu menurunkan air hujan, kemudian mengenai sebuah biji yang kemudian tumbuh menjadi tumbuhan, maka demikianlah Allah Subhanahu wa ta’ala juga mampu membangkitkan manusia kembali dari setetes air mani yang mengenai kemudian tulang ekor kecil sehingga jadilah kembali manusia dengan jasad yang utuh, dan tiba-tiba mereka dibangkitkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala pada hari kiamat([1]). Disini Allah Subhanahu wa ta’ala menjelaskan dalil dengan qiyas aulawi (analogi), yang artinya mudah bagi Allah Subhanahu wa ta’ala untuk membangkitkan manusia kembali pada hari kiamat kelak.
________________
Footnote :