50. فَفِرُّوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ ۖ إِنِّى لَكُم مِّنْهُ نَذِيرٌ مُّبِينٌ
fa firrū ilallāh, innī lakum min-hu nażīrum mubīn
50. Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu.
Tafsir :
Tujuan manusia adalah kembali kepada Allah. Inilah الْغَايَةُ العُظْمَى tujuan yang paling utama. Allah tidak menyebutkan berjalanlah atau langkahkan kakimu melainkan larilah. Artinya harus bersegera menuju Allah. Para ahli tafsir menyebutkan maksudnya adalah jika kalian berdosa hendaklah kembali kepada Allah. Jika kalian takut bermaksiat, maka tinggalkanlah kemaksiatan tersebut dan lari kepada Allah, agar kalian segera dilindungi Allah. Segeralah kalian lari dari maksiat menuju kepada ketaatan kepada Allah. Sebagian ulama juga mengatakan maksudnya adalah dalam segala hal larilah menuju Allah. Jika kalian memiliki masalah atau urusan apapun, segera menuju kepada Allah. Segera sujud, berdoa, minta kepada Allah([1]). Sebagaimana dalam hadits hasan yang diriwayatkan dari sahabat Hudzaifah,
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ، صَلَّى
“Adalah Nabi jika menghadapi suatu permasalahan, beliau (langsung) menegakkan shalat.”([2])
Tidaklah seseorang akan merasakan kebahagiaan dan ketenangan kecuali dengan segera menuju kepada Allah. Jika dia memiliki masalah keluarga, maka hendaknya dia kembali kepada Allah. Jika dia memiliki masalah ekonomi, maka hendaknya dia kembali kepada Allah. Jika dia terjebak dengan maksiat, maka hendaknya dia segera lari kepada Allah. Jika dia dikuasai oleh syahwat, maka hendaknya segera lari kepada Allah.
___________________
Footnote :
([1]) Lihat: Tafsir Ats-Tsa’labiy 9/120 dan Tafsir Al-Baghawiy 7/379.