44. فَعَتَوْا۟ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ فَأَخَذَتْهُمُ ٱلصَّٰعِقَةُ وَهُمْ يَنظُرُونَ
fa ‘atau ‘an amri rabbihim fa akhażat-humuṣ-ṣā’iqatu wa hum yanẓurụn
44. Maka mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya, lalu mereka disambar petir dan mereka melihatnya.
Tafsir :
Apa yang dikatakan Nabi Shalih kepada kaumnya sebagaimana disebutkan dalam ayat ini berbeda dengan apa yang dikatakan beliau di dalam ayat yang lain. Nabi Shalih berkata :
تَمَتَّعُوا فِي دارِكُمْ ثَلاثَةَ أَيَّامٍ ذلِكَ وَعْدٌ غَيْرُ مَكْذُوبٍ
“Bersenang-senanglah kamu semua di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan.” (QS. Hud: 65)
Ayat di atas merupakan peringatan yang kedua dari Nabi Shalih. Beliau mengucapkannya setelah mereka menyembelih unta beliau.
فَعَقَرُوا النَّاقَةَ وَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ وَقَالُوا يَاصَالِحُ ائْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ
“Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya. Mereka berkata, “Wahai Saleh! Buktikanlah ancaman kamu kepada kami, jika benar engkau salah seorang rasul.” (QS. Al-A’raf: 77)
Seakan-akan beliau berkata kepada mereka: ‘Bersenang-senanglah di rumah kalian selama tiga hari’. Namun, setelah berlalu tiga hari, Allah mendatangkan azab kepada mereka.([1])
Para ulama ahli tafsir mengatakan bahwa Nabi Shalih mengatakan kepada kaumnya untuk bersenang-senang sebanyak dua kali. Pertama, sebagaimana disebutkan dalam ayat ini, yaitu sebelum mereka menyembelih unta Nabi Shalih. Karena setelah itu Allah berfirman:
فَعَتَوْا
“Lalu mereka berlaku angkuh.”
Setelah itu Nabi Shalih memperingatkan kepada mereka untuk bersenang-senang dan menikmati segala kenikmatan yang ada hingga waktu yang ditentukan; karena akan tiba waktu kenikmatan tersebut akan lenyap.
تَمَتَّعُوا حَتَّى حِينٍ
“Bersenang-senanglah kamu sampai waktu yang ditentukan.”
Namun, mereka tidak menghiraukan peringatan Nabi Shalih dan bersikap angkuh. Justru mereka menyembelih unta Nabi Shalih.
فَعَقَرُوا النَّاقَةَ وَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ
“Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya.” (QS. Al-A’raf: 77)
Kedua, setelah mereka menyembelih unta Nabi Shalih. Dan beliau berkata
تَمَتَّعُوا فِي دارِكُمْ ثَلاثَةَ أَيَّامٍ ذلِكَ وَعْدٌ غَيْرُ مَكْذُوبٍ
“Bersenang-senanglah kamu semua di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan.” (QS. Hud: 65)
Setelah itu Allah berfirman:
فَأَخَذَتْهُمُ الصَّاعِقَةُ وَهُمْ يَنْظُرُونَ
“Maka mereka disambar petir sedang mereka melihatnya.”
Azab Allah berupa petir datang kepada mereka, sedang mereka dalam keadaan memandang azab tersebut. ([2])
Para ulama mengatakan bahwa memandang azab ketika datang merupakan tambahan dalam azab. Tatkala mereka melihat halilintar turun sebagai azab, mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Artinya mereka telah diazab, sebelum mereka merasakan azab yang sebenarnya. Sama halnya dengan orang yang sedang memandang kenikmatan sebelum merasakannya, maka itu merupakan tambahan dalam kenikmatan. Maka dari itulah, penghuni surga sebelum merasakan kenikmatan yang sebenarnya, mereka telah melihat kenikmatan tersebut.
عَلَى الْأَرائِكِ يَنْظُرُونَ. تَعْرِفُ فِي وُجُوهِهِمْ نَضْرَةَ النَّعِيمِ
“Mereka (duduk) di atas dipan-dipan melepas pandangan. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup yang penuh kenikmatan.” (QS. Al-Mutaffifin: 23-24)
Sesungguhnya orang-orang yang berbuat baik, mereka berada di dalam kenikmatan. Mereka berada di atas dipan-dipan dengan memandang para bidadari yang indah, makanan yang lezat dan buah-buahan yang segar. Sebelum mereka merasakan dan menikmati itu semua, mereka sudah mendapatkan kenikmatan tersebut dengan melihatnya. Apalagi ketika mereka menyantap dan menikmatinya. Maka kenikmatan itu menjadi kenikmatan yang berlipat-lipat. Demikian juga, ketika seseorang memandang bagaimana dia diselamatkan oleh Allah, sementara sebagian orang dalam kondisi dibinasakan, maka dia akan merasakan tambahan kenikmatan. Allah berfirman kepada Bani Isra’il:
وَأَغْرَقْنَا آلَ فِرْعَوْنَ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ
“Dan (ingatlah) ketika Kami membelah laut untukmu, sehingga kamu dapat Kami selamatkan dan Kami tenggelamkan (Fir‘aun dan) pengikut-pengikut Fir‘aun, sedang kamu menyaksikan.” (QS. Al-Baqarah: 50)
Artinya Kami membinasakan Fir’aun dan bala tentaranya sementara kalian melihat bagaimana mereka dibinasakan. Hal itu bertujuan agar kalian bersyukur bahwasanya kalian diselamatkan oleh Allah, dimana hal itu menjadi tambahan nikmat bagi kalian. ([3])
____________________
Footnote :
([1]) Lihat: At-Tahrir wa At-Tanwir Li Ibnu ‘Asyur 27/13.