43. وَفِى ثَمُودَ إِذْ قِيلَ لَهُمْ تَمَتَّعُوا۟ حَتَّىٰ حِينٍ
wa fī ṡamụda iż qīla lahum tamatta’ụ ḥattā ḥīn
43. Dan pada (kisah) kaum Tsamud ketika dikatakan kepada mereka: “Bersenang-senanglah kalian sampai suatu waktu”.
Tafsir :
Allah menyebutkan azab yang lainnya yang ditimpakan kepada kaum Tsamud. Pada kaum tersebut juga terdapat tanda-tanda kebesaran Allah, yaitu ketika Nabi Shalih berkata kepada mereka: ‘Bersenang-senanglah kalian sampai tiba waktunya’. Nabi Shalih berkata demikian -memberi peringatan- kepada mereka sebanyak dua kali. Pada peringatan yang pertama (sebagaimana pada ayat ini) Nabi Shalih berkata kepada kaumnya ‘Bersenang-senanglah, hingga pada suatu saat kalian akan berhenti dari kesenangan tersebut, tatkala adzab Allah datang kepada kalian’. Hal itu disebabkan karena Allah telah memberikan kenikmatan-kenikmatan kepada mereka. Firman Allah,
وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ عَادٍ وَبَوَّأَكُمْ فِي الْأَرْضِ تَتَّخِذُونَ مِنْ سُهُولِهَا قُصُورًا وَتَنْحِتُونَ الْجِبَالَ بُيُوتًا فَاذْكُرُوا آلَاءَ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ
“Dan ingatlah ketika Dia menjadikan kamu khalifah-khalifah setelah kaum ‘Ad dan menempatkan kamu di bumi. Di tempat yang datar kamu dirikan istana-istana dan di bukit-bukit kamu pahat menjadi rumah-rumah. Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi.” (QS. Al-A’raf: 74)
Artinya banyak kenikmatan yang telah diberikan kepada mereka. Akan tetapi, mereka berbuat syirik kepada Allah([1]). Maka, Nabi Shalih mengatakan:
تَمَتَّعُوا حَتَّى حِينٍ
“Bersenang-senanglah kamu sampai waktu yang ditentukan.”
_____________________
Footnote :