14. ذُوقُوا۟ فِتْنَتَكُمْ هَٰذَا ٱلَّذِى كُنتُم بِهِۦ تَسْتَعْجِلُونَ
żụqụ fitnatakum, hāżallażī kuntum bihī tasta’jilụn
14. (Dikatakan kepada mereka): “Rasakanlah azabmu itu. Inilah azab yang dulu kamu minta untuk disegerakan”.
Tafsir :
Dahulu orang-orang musyrikin selalu sesumbar dengan bertanya tentang adzab dan kapan terjadinya hari kiamat. Perkataan merekapun diabadikan dalam firman Allah,
فَأْتِنا بِما تَعِدُنا إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ
“Maka buktikanlah ancamanmu kepada kami, jika kamu benar! (QS. Al-A’raf: 70)
Mereka juga mengatakan,
فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ من الْمُرْسَلِيْنَ
“Maka buktikanlah ancamanmu kepada kami, jika kamu utusan Allah!”([1])
Mereka sering meminta agar disegerakan adzab bagi mereka,
يَسْتَعْجِلُونَكَ بِالْعَذابِ وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيطَةٌ بِالْكافِرِينَ
“Mereka meminta kepadamu agar segera diturunkan azab. Dan sesungguhnya neraka Jahanam itu pasti meliputi orang-orang kafir.” (QS. Al-Ankabut: 54)
وَإِذْ قَالُوا اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ هَذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَأَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِنَ السَّمَاءِ أَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
“Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata, “Ya Allah, jika (Al-Qur’an) ini benar (wahyu) dari Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.” (QS. Al-Anfal: 32)
Ayat-ayat diatas menggambarkan bentuk-bentuk sesumbar mereka. Akan tetapi, Allah tidak menurunkan adzab bagi mereka; karena akan tiba masanya Allah menurunkan adzab bagi mereka. Jika setiap orang bermaksiat kepada Allah, lalu diturunkan adzab baginya seketika itu pula. Atau jika setiap orang tidak mau beriman kepada Allah, lalu binasa saat itu pula. Maka, tidak akan ada ujian di dalam kehidupan ini. Karena, sejatinya manusia diciptakan dan hidup di muka bumi ini untuk diuji. Dan hal ini termasuk bentuk keimanan kepada hal yang ghaib.([2])
____________________
Footnote :