13. يَوْمَ هُمْ عَلَى ٱلنَّارِ يُفْتَنُونَ
yauma hum ‘alan-nāri yuftanụn
13. (Hari pembalasan itu) ialah pada hari ketika mereka diazab di atas api neraka.
Tafsir :
Orang-orang kafir mengejek Rasulullah dengan bertanya kapan terjadi hari kiamat. Maka, ayat ini menjawab pertanyaan tersebut sekaligus sebagai ejekan bagi mereka. Maksudnya hari kiamat akan datang, tatkala orang-orang kafir dibakar di api neraka. Seakan-akan Allah berkata kepada mereka: “Hari kiamat itu akan datang tatkala kalian diazab di dalam api neraka.” ([1])
Ayat ini menunjukkan bahwa Rasulullah tidak mengetahui kapan terjadinya hari kiamat. Namun, ada sebagian orang pada zaman sekarang ini berani memprediksikan akan terjadinya hari kiamat. Seperti dengan mengatakan bahwa tiga tahun dajjal akan muncul dan lain sebagainya. Jika, hal itu benar terjadi dan dajjal akan muncul tiga tahun yang akan datang. Lalu, Nabi Isa turun di dunia dan hidup selama tujuh tahun. Jadi, sepuluh tahun lagi akan tiba hari kiamat.
Subhanallah, ini merupakan perbuatan nekat dengan memprediksikan waktu terjadinya hari kiamat. Hendaknya, bagi setiap orang yang beriman berhati-hati dengan masalah ini. Hendaknya dia memilih majlis ilmu yang benar-benar mengikuti petunjuk yang kuat yang bersumber kepada kitab Allah dan sunnah Rasulullah. Dan jangan asal memilih majlis ilmu, yang sejatinya tidak sepenuhnya bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Karena, ada sebagian juru dakwah yang mendadak menjadi paranormal. Mereka mulai berani meramal hal yang bermacam-macam, namun pada hakekatnya dusta dan tidak ada yang benar. Padahal, pada tahun-tahun sebelum mereka, tidak ada seorangpun yang berani meramal seperti halnya perbuatan mereka. Dan menjadi hal yang sangat disayangkan adalah tidak adanya orang-orang yang mengumpulkan ramalan-ramalan mereka ini. Seandainya ada yang mengumpulkannya, lalu ramalan tersebut diungkap satu per satu. Maka, setiap orang akan mengetahui jati diri orang-orang yang merasa pandai dalam meramal masalah itu, bahwa pada hakekatnya mereka ini adalah para pendusta. Perbuatan mereka hanya menimbulkan kegelisahan banyak orang; karena ramalannya tidak bisa dipertanggung jawabkan. Masalah ini menjadi kabar yang menyebar di telinga banyak orang. Sehingga sebagian orang menamakan ilmu mereka dengan metode ilmu cocokologi. Yaitu sebuah istilah yang berarti proses mencocok-cocokkan sesuatu. Jadi, hendaknya seorang mukmin berhati-hati dengan masalah ini.
__________________
Footnote :