8. إِنَّكُمْ لَفِى قَوْلٍ مُّخْتَلِفٍ
innakum lafī qaulim mukhtalif
8. sesungguhnya kamu benar-benar dalam keadaan berbeda pendapat.
Tafsir :
Pada ayat ini Allah mengajak berbicara kepada orang-orang musyrikin. Hal itu disebabkan karena mereka selalu dalam keadaan kontradiktif dalam berbagai hal. Contohnya adalah seperti dalam masalah hari kiamat mereka berbeda pendapat. Diantara mereka mengatakan bahwa hari kiamat atau hari kebangkitan tidak mungkin terjadi. Ada juga yang mengatakan bahwa mungkin yang dibangkitkan hanyalah ruh, dan berbagai macam perkataan yang berselisih dengan yang lainnya. Contoh lain tentang perkataan mereka yang kontradiktif adalah mereka berselisih tentang Nabi Muhammad. Sebagian mereka mengatakan bahwa Nabi adalah ‘orang gila’. Sebagian lagi mengatakan ‘penyihir’. Sebagian lagi mengatakan ‘terkena sihir’. Sebagian lagi mengatakan ‘dukun’. Ada juga yang mengatakan ‘penyair’. Sedangkan mereka sendiri tidak sepakat dengan perkataan tersebut. Karena mereka tahu bahwa semua yang mereka ucapkan adalah salah. Sehingga, hal itu membuat mereka selalu berselisih dalam masalah tersebut dan berfikir apa lagi yang hendak mereka tuduhkan kepada Nabi Muhammad yang mulia.
Itulah sebabnya Allah berfirman dalam ayat ini. Begitu juga di dalam masalah aqidah. Mereka memiliki tuhan yang berbeda-beda. Keyakinan mereka terhadap suatu patung berbeda dengan keyakinan terhadap patung yang lain. Dan mereka selalu dalam kondisi yang kontradiktif.([1])
Allah berfirman dengan menggunakan kata (لَفِي) maknanya adalah ‘sungguh-sungguh dalam’ yang memiliki faedah penekanan atau penguatan. Artinya seakan-akan perselisihan atau pendapat mereka yang kontradiktif selalu melazimi dan tidak pernah lepas dari mereka.([2])
____________________
Footnote :
([1]) Lihat: Tafsir Ath-Thabariy 22/398 dan Tafsir Ibnu ‘Athiyyah 5/173