6. وَٱلْبَحْرِ ٱلْمَسْجُورِ
wal-baḥril-masjụr
6. dan laut yang di dalam tanahnya ada api.
Tafsir :
Terdapat beberapa khilaf dikalangan para ulama tentang makna وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ.
Pendapat pertama menyebutkan bahwa وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ artinya adalah laut yang dinyalakan. Karena kata الْمَسْجُورِ diambil dari kata سَجَرَ yang artinya menyala. Sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu wa ta’ala,
وَإِذَا الْبِحَارُ سُجِّرَتْ
“Dan apabila lautan dinyalakan (dipanaskan).” (QS. At-Takwir : 6)
Pendapat kedua menyebutkan bahwa وَالْبَحْرِ الْمَسْجُور adalah laut yang meluap sehingga bercampur antara air asin dan air tawar. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Subhanahu wa ta’ala yang lain,
وَإِذَا الْبِحَارُ فُجِّرَتْ
“Dan apabila lautan dijadikan meluap.” (QS. Al-Infithar : 3)
Pendapat ketiga menyebutkan bahwa وَالْبَحْرِ الْمَسْجُور artinya adalah laut yang hilang airnya.
Inilah secara umum pendapat-pendapat para ulama mengenai ayat ini. ([1])
Para ulama menyebutkan bahwa kata الْمَسْجُورِ merupakan kata الأَضْدَاد Al-Adhdhad, yaitu kata yang maknanya terkadang berlawanan. Hal ini sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta’ala,
وَاللَّيْلِ إِذَا عَسْعَسَ
“Dan demi malam apabila telah larut.” (QS. At-Takwir : 17)
Kata عَسْعَسَ bisa bermakna malam yang datang dan bisa pula bermakna malam yang pergi. Adapun cara menentukan penafsiran yang benar adalah dengan melihat konteksnya. Demikian pula dengan kata الْمَسْجُورِ yang maknanya berlawanan, yaitu bisa berarti meluap dan bisa pula artinya hilang.
Akan tetapi sebagian ulama mengatakan bahwa tafsiran-tafsiran di atas semuanya menunjukkan kondisi laut pada hari kiamat kelak. Mereka mengatakan bahwa pada hari kiamat kelak, yang pertama terjadi adalah air laut meluap, sehingga bercampur air asin dan air tawar. Setelah meluap ke permukaan bumi maka laut kemudian dibakar (dinyalakan) oleh Allah Subhanahu wa ta’ala hingga hilanglah laut tersebut. Karena Allah Subhanahu wa ta’ala hendak menjadikan bumi datar sebagai padang mahsyar yang tanpa laut dan gunung-gunung. ([2])
___________________
Footnote :
([1]) Lihat: Tafsir Ibnu ‘Athiyyah 5/186
([2]) Lihat: At-Tibyan Fi Aqsam Al-Quran Li Ibnu Al-Qayyim hal.269