Puasa Sunnah pada sembilan hari pertama di bulan Zulhijah
Rasulullah ﷺ bersabda,
مَا مِنْ أَيَّامٍ، الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ، مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي الْعَشْرَ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ؟ قَالَ: وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ، فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
“Tidak ada hari di mana amal saleh di dalamnya lebih dicintai Allah dibandingkan sepuluh hari ini (maksudnya sepuluh Zulhijah).” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, meskipun Jihad di jalan Allah?” Beliau menjawab, “Meskipun berjihad di jalan Allah, kecuali seseorang yang keluar dengan jiwa dan hartanya dan tidak kembali sedikit pun.” ([1])
Dalam riwayat yang lain sebagian istri Rasulullah ﷺ berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ تِسْعَ ذِي الْحِجَّةِ
“Rasulullah ﷺ biasa berpuasa pada sembilan hari awal Zulhijah.” ([2])
Karya : Ustadz DR. Firanda Andirja, MA
Tema : Bekal Puasa
___________
Footnote:
([1]) HR. Ibnu Majah No. 1727. Dinyatakan sahih oleh al-Albani.
([2]) HR. Abu Dawud No. 2437. Dinyatakan sahih oleh al-Albani.