7. ۞ عَسَى ٱللَّهُ أَن يَجْعَلَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ ٱلَّذِينَ عَادَيْتُم مِّنْهُم مَّوَدَّةً ۚ وَٱللَّهُ قَدِيرٌ ۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
‘asallāhu ay yaj’ala bainakum wa bainallażīna ‘ādaitum min-hum mawaddah, wallāhu qadīrun, wallāhu gafụrur raḥīm
7. Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Tafsir :
Ayat ini menjelaskan bahwasanya Allah ﷻ mengetahui bahwa Hatib merasa berat untuk membenci orang-orang yang dicintai berupa kerabat-kerabatnya karena mereka kafir dan karena mereka adalah musuh-musuh Allah ﷻ, maka dalam ayat ini Allah ﷻ memberikan hiburan kepadanya bahwa kalian tetaplah untuk bermusuhan dengan mereka, namun bisa jadi pada suatu hari orang yang kalian musuhi menjadi orang yang saling mencintai di antara kalian([1]), maksudnya suatu hari nanti mereka bisa saja menjadi orang-orang yang masuk Islam. Dan Allah ﷻ maha kuasa, Allah ﷻ maha membolak-balikkan hati manusia, dan Allah ﷻ maha pengampun dan penyayang. Dan disebutkan oleh sebagian ahli tafsir di antara contohnya Nabi ﷺ menikah dengan Ramlah Ummu Habibah bintu Abu Sofyan, dan Nabi ﷺ menikahi banyak wanita dan setiap wanita yang dinikahi selalu ada hikmah dibaliknya, di antaranya pernikahan Nabi ﷺ dengan Ramlah bintu Abu Sofyan. Abu Sofyan tatkala itu adalah gembongnya orang-orang kafir, setelah Abu Jahal tewas dialah uamg menjadi pemimpin. Dan ternyata putrinya menikah dengan musuh besarnya yaitu Nabi ﷺ Muhammad ﷺ yang akhirnya lama-lama diapun masuk Islam([2]). Jadi bisa jadi orang yang bermusuhan dengan kalian suatu hari nanti menjadi orang yang mencintai kalian. Intinya kita selama hidup di dunia hanya tinggal menjalankan syariat, kalau ada musuh-musuh Allah ﷻ maka tidak boleh kita menunjukkan kecintaan dan rasa loyal kita kepada mereka, namun meskipun demikian bisa jadi suatu saat mereka masuk Islam kalau kalian terus berdakwah kepada mereka.
_____________________
Footnote :