8. يَقُولُونَ لَئِن رَّجَعْنَآ إِلَى ٱلْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ ٱلْأَعَزُّ مِنْهَا ٱلْأَذَلَّ ۚ وَلِلَّهِ ٱلْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِۦ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَٰكِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ
yaqụlụna la`ir raja’nā ilal-madīnati layukhrijannal-a’azzu min-hal-ażall, wa lillāhil-‘izzatu wa lirasụlihī wa lil-mu`minīna wa lākinnal-munāfiqīna lā ya’lamụn
8. Mereka berkata: “Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya”. Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.
Tafsir :
Dalam ayat ini Allah subhanahu wa ta’ala membongkar perkataan buruk mereka yang kedua mereka berkata: ketika kita kembali ke Madinah kita akan usir orang-orang yang lemah, kita orang-orang yang kuat (yaitu penduduk asli kota Madinah) akan mengusir para pendatang (yaitu mengusir Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kaum Muajirin) ([1]). Lalu Allah subhanahu wa ta’ala membantah perkataan mereka yang mereka menganggap bahwa mereka adalah orang yang kuat bahwasanya kekuatan hanyalah milik Allah subhanahu wa ta’ala, milik Rasul-Nya, dan juga milik orang-orang yang beriman. Akan tetapi orang-orang yang munafik tidak mengetahuinya.
_________________
Footnote :