5. فَسَتُبْصِرُ وَيُبْصِرُونَ
fa satubṣiru wa yubṣirụn
5. Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir)pun akan melihat.
Tafsir :
Allah ﷻ berfirman,
فَسَتُبْصِرُ وَيُبْصِرُونَ، بِأَييِّكُمُ الْمَفْتُونُ
“Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir)pun akan melihat, siapa di antara kamu yang terfitnah (gila).” (QS. Al-Qalam : 5-6)
Sebagian Ahli Tafsir menyebut بِأَييِّكُمُ الْمَفْتُونُ maksudnya adalah siapa di antara mereka (Nabi ﷺ dan orang-orang musyrikin) yang gila([1]). Tentu jawaban dari itu adalah mereka orang-orang musyrikinlah yang gila. Di antara sebab mengapa orang-orang musyrikin dikatakan gila adalah karena mereka telah diberikan kenikmatan akan tetapi mereka tidak menerima kenikmatan tersebut. Contohnya adalah Nabi ﷺ termasuk orang-orang Quraisy, dan bukankah dengan diangkatnya Nabi ﷺ sebagai seorang Nabi akan mengangkat derajat orang-orang Quraisy? Bukankah ketika Nabi ﷺ bisa menguasai dunia itu artinya mereka juga termasuk yang terangkat menguasai dunia? Akan tetapi kenyataannya mereka tidak mau dengan itu semua, bahkan mereka kemudian mencerca dan hasad kepada Nabi ﷺ. Padahal mereka sadar bahwa Nabi ﷺ tidak mungkin berdusta, akan tetapi mereka tetap nekad menolak dakwah beliau. Dan mereka seharusnya sadar bahwa agungnya Islam secara otomatis bisa mengangkat derajat mereka, karena Nabi dari suku mereka. Ini bukti bahwa mereka menolak nikmat yang Allah ﷻ berikan, ini merupakan sikap kegilaan. Sebagian ulama yang lain mengatakan bahwa di antara hal lain yang menunjukkan kegilaan orang-orang musyrikin adalah mereka sering meminta agar diazab. Sebagaimana Allah ﷻ berfirman,
وَإِذْ قَالُوا اللَّهُمَّ إِن كَانَ هَٰذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِندِكَ فَأَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِّنَ السَّمَاءِ أَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
“Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata, ‘Ya Allah, jika (Alquran) ini benar wahyu dari Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih’.” (QS. Al-Anfal : 32)
Bahkan tatkala hendak perang Badr, Abu Jahal pernah berdoa kepada Allah ﷻ,
اللَّهُمَّ أَيُّنَا كَانَ أَقْطَعَ لِلرَّحِمِ، وَآتَانَا بِمَا لَا نَعْرِفُ، فَاحْنِهِ الْغَدَاةَ
“Ya Allah, siapa di antara kami yang memutus silaturahmi, dan datang dengan sesuatu yang tidak kami kenal, maka binasakanlah ia pada hari ini.”([2])
Setelah Abu Jahal berdoa demikian, maka Allah ﷻ menurunkan firman-Nya,
إِنْ تَسْتَفْتِحُوا فَقَدْ جَاءَكُمُ الْفَتْحُ
“Jika kamu meminta keputusan, maka sesungguhnya keputusan telah datang kepada kalian.” (QS. Al-Anfal : 19)
Akhirnya doa Abu Jahal pun dikabulkan oleh Allah ﷻ, dan dia mati dalam perang Badr. Bukankah ini menunjukkan kegilaan orang-orang musyrikin? Mereka sudah tahu bahwa diri mereka salah, namun mereka masih menganggap diri mereka benar, bahkan mereka meminta untuk dibinasakan.
____________________________
Footnote :