12. وَأَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ ۚ فَإِن تَوَلَّيْتُمْ فَإِنَّمَا عَلَىٰ رَسُولِنَا ٱلْبَلَٰغُ ٱلْمُبِينُ
wa aṭī’ullāha wa aṭī’ur-rasụl, fa in tawallaitum fa innamā ‘alā rasụlinal-balāgul-mubīn
12. Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya, jika kamu berpaling sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.
Tafsir:
Dalam ayat ini Allah subhanahu wa ta’ala menjelaskan bahwa tugas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hanyalah menyampaikan saja, sebagaimana yang firmankan dalam surah yang lain,
وَإِنْ مَا نُرِيَنَّكَ بَعْضَ الَّذِي نَعِدُهُمْ أَوْ نَتَوَفَّيَنَّكَ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلَاغُ وَعَلَيْنَا الْحِسَابُ
“Dan jika Kami perlihatkan kepadamu sebahagian (siksa) yang Kami ancamkan kepada mereka atau Kami wafatkan kamu (hal itu tidak penting bagimu) karena sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja, sedang Kami-lah yang menghisab amalan mereka.” QS. Ar-Ra’d: 40
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyampaikan dengan cara yang terbaik dan selembut-lembutnya, maka jika orang-orang kafir tidak beriman maka tidak masalah, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak harus membuat mereka beriman. Dan ini sangat penting untuk diketahui oleh seorang da’i, bahwa tugas kita hanya menyampaikan, tapi perlu diingat, ketika menyampaikan maka hendaknya kita menyampaikan dengan selembut-lembutnya, sebaik-baiknya, dan dengan sejelas-jelasnya dengan membawakan dalil-dalil entah itu dalil dari Al-Quran, hadits, atau dalil secara logika. Namun jika orang yang didakwahi tidak mau beriman maka tidak mengapa, karena seorang da’i tidak lebih hebat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena beliau yang seorang nabi saja tidak bisa memberi hidayah kepada pamannya Abu Thalib yang dia adalah orang yang paling Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sayangi. Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersedih ketika keluarganya dari kaum Quraisy tidak mau beriman sehingga Allah subhanahu wa ta’ala tegur dengan firmannya,
وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِاللَّهِ ۚ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِي ضَيْقٍ مِمَّا يَمْكُرُونَ
“Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.” QS. An-Nahl: 127
Dan juga firman Allah subhanahu wa ta’ala
فَتَوَلَّ عَنْهُمْ فَمَا أَنْتَ بِمَلُومٍ
“Maka berpalinglah kamu dari mereka dan kamu sekali-kali tidak tercela.” QS. Adz-Dzariyat: 54
Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak lah tercela dikarenakan mereka tidak mau beriman, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyampaikan risalahnya. Dan ini merupakan hiburan bagi para da’i, mungkin dia sedih tatkala dia menyampaikan orang-orang tidak beriman dan tidak percaya, namun perlu diingat bahwa dia tidak lebih hebat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jika nabi saja tidak bisa memberi hidayah kepada orang lain maka apalagi dia, maka tugasnya hanyalah menyampaikan dengan cara yang terbaik.