34. وَٱلَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ
wallażīna hum ‘alā ṣalātihim yuḥāfiẓụn
34. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.
Tafsir :
Pada ayat-ayat sebelumnya, Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan ciri-ciri orang beriman dengan firman-Nya,
الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ
“Mereka yang tetap setia melaksanakan shalatnya.” (QS. Al-Ma’arij : 23)
Para ulama membedakan antara makna دَائِمُونَ dan يُحَافِظُونَ. Sebagian para ulama menyebutkan bahwa Daimun lebih berkaitan pada dzat shalat tersebut yang dikerjakan pada waktunya, sehingga orang-orang beriman adalah orang-orang yang menjaga shalat mereka agar dilaksanakan pada waktunya. Sedangkan yuhafidzun berkaitan dengan kualitas, yaitu orang-orang yang beriman senantiasa menjaga kualitas shalatnya dengan menyempurnakan wudhunya, menyempurnakan rukun-rukun dan sunnah-sunnah shalatnya, seusai shalat tidak melakukan hal-hal yang dapat mengurangi pahala shalatnya, dan seterusnya([1]). Inilah yang disebut dengan orang-orang yang yuhafidzun dalam shalatnya
Rentetan ayat ini juga menunjukkan bahwasanya shalat adalah amalan yang sangat agung. Karena tatkala Allah Subhanahu wa ta’ala menjelaskan tentang azab neraka, kemudian setelahnya Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan إِلَّا الْمُصَلِّين (kecuali orang shalat yang akan selamat). Dan Allah Subhanahu wa ta’ala tidak menyebutkan tentang orang yang berpuasa atau yang membayar zakat terlebih dahulu. Sehingga seakan-akan sifat khusus orang-orang yang beriman adalah shalat. Dan bahkan ketika Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan ciri orang beriman, Allah membuka dengan sifat shalat, dan ditutup pula dengan sifat shalat. Dan hal seperti ini juga Allah Subhanahu wa ta’ala sebutkan dalam surah Al-Mu’minun,
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ، الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
“Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusyuk dalam shalatnya.” (QS. Al-Mu’minun : 1-2)
Setelah Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan sifat orang yang beriman di awal, ternyata diakhiri juga Allah Subhanahu wa ta’ala sebutkan lagi sifat shalat bagi orang yang beriman, yaitu dalam firman-Nya,
وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ، أُولَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ، الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Serta orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi (surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Mu’minun : 9-11)
Jadi Allah Subhanahu wa ta’ala membuka ciri orang beriman dengan shalat dan menutupnya dengan shalat pula sebagaimana dalam surah Al-Ma’arij ini. Oleh karenanya ini menunjukkan bahwa shalat adalah ibadah yang sangat dicintai oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Oleh karenanya tatkala pertama kali Allah Subhanahu wa ta’ala mewajibkan shalat, Allah mewajibkan shalat lima puluh kali sehari semalam([2]). Ini menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala sangat cinta kepada ibadah tersebut.
________________________
Footnote :
([1]) Lihat Tafsir Al-Qurthubi: 18/ 292.
([2]) HR Al-Bukhari no 349 dan Muslim no 163 :
…فَفَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى أُمَّتِي خَمْسِينَ صَلاَةً…
“…Lalu Allah ‘Azza wa Jalla mewajibkan atas umatku lima puluh kali shalat…”