26. وَٱلَّذِينَ يُصَدِّقُونَ بِيَوْمِ ٱلدِّينِ
wallażīna yuṣaddiqụna biyaumid-dīn
26. dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan.
Tafsir :
Demikianlah ciri orang beriman. Dia yakin akan adanya hari pembalasan, dia tidak merasa aman dari azab Allah Subhanahu wa ta’ala, bahkan mereka tidak merasa percaya diri bisa masuk surga. Mereka adalah orang yang senantiasa mengedepankan raja’ dan khauf, yaitu di samping mereka mengharapkan surga mereka juga takut terhadap neraka. Maka sungguh heran jika ada orang yang menjamin dirinya masuk surga dan tidak akan masuk neraka. Padahal orang yang dijamin masuk surga, Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu sendiri masih takut dengan azab Allah Subhanahu wa ta’ala di akhirat kelak, padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengatakan bahwa dirinya di surga. Akan tetapi meskipun demikian Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu tidak pernah merasa percaya diri dengan mengatakan kepada banyak orang bahwa dia akan masuk surga. Kalau Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu yang imannya sangat luar biasa dan Allah Subhanahu wa ta’ala telah ridha kepadanya saja masih takut, maka tentu kita yang lemah imannya justru harus lebih takut lagi akan azab Allah Subhanahu wa ta’ala.
Para ulama menyebutkan bahwasanya Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan sifat-sifat ini sebagai bentuk pertentangan atas sifat-sifat orang kafir. Sebagaimana telah disebutkan dalam ayat-ayat sebelumnya bahwasanya sifat-sifat orang kafir di antaranya adalah mengumpulkan harta dan pelit, adapun orang beriman mereka dermawan kepada orang yang meminta dan yang tidak meminta. Orang-orang kafir menganggap bahwa hari kiamat adalah mustahil dan azab tidak akan mereka dapatkan di dunia dan di akhirat, adapun orang-orang beriman meyakini bahwa kari kiamat pasti terjadi dan tidak merasa aman dari azab Allah Subhanahu wa ta’ala. Oleh karenanya sifat-sifat yang Allah Subhanahu wa ta’ala ini merupakan kebalikan dari sifat orang-orang kafir.