17. لِّنَفْتِنَهُمْ فِيهِ ۚ وَمَن يُعْرِضْ عَن ذِكْرِ رَبِّهِۦ يَسْلُكْهُ عَذَابًا صَعَدًا
linaftinahum fīh, wa may yu’riḍ ‘an żikri rabbihī yasluk-hu ‘ażāban ṣa’adā
17. Untuk Kami beri cobaan kepada mereka padanya. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan Tuhannya, niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam azab yang amat berat.
Tafsir :
Para Ahli Tafsir menyebutkan ada dua tafsiran mengenai ayat ini. Tafsiran pertama, sebagian ulama menafsirkan bahwa rezeki tersebut sebagai ujian dan cobaan dari Allah Subhanahu wa ta’ala untuk mereka. Tafsiran kedua, sebagian ulama mengatakan bahwa ayat ini berkaitan dengan istidraj. Karena mereka memaknai kata اسْتَقَامُوا pada ayat sebelumnya dengan “Tetap tegar di atas jalan kesesatan”. Artinya adalah jika mereka tetap tegar di atas jalan kesesatan, maka Allah Subhanahu wa ta’ala tetap akan memberikannya rezeki, namun itu adalah fitnah (ujian) bagi mereka, yaitu rezeki tersebut adalah istidraj untuk mereka.
Akan tetapi pendapat yang dirajihkan oleh para ulama adalah tafsiran pertama, yaitu rezeki tersebut adalah cobaan dan ujian bagi mereka. Karena istilah istiqamah umumnya digunakan untuk jalan yang baik. Di samping itu, tafsiran pertama tadi dikuatkan oleh kalimat selanjutnya dalam ayat ini, yaitu kebalikan dari orang yang istiqamah adalah mereka yang berpaling dari peringatan Rabb-Nya, maka dia akan diberikan azab yang berat. ([1])
_______________________
Footnote :
([1]) Lihat Tafsir Ath-Thabari: 23/662-664 dan Tafsir Al-Qurthubi: 19/ 18-19.