16. وَأَلَّوِ ٱسْتَقَٰمُوا۟ عَلَى ٱلطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَٰهُم مَّآءً غَدَقًا
wa al lawistaqāmụ ‘alaṭ-ṭarīqati la`asqaināhum mā`an gadaqā
16. Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak).
Tafsir :
Sebagian ulama mengatakan bahwa mulai ayat ini bukan lagi perkataan para jin, tetapi perkataan Allah. Dialog para jin kaumnya berakhir pada ayat sebelumnya.
Para ulama menafsirkan مَاءً غَدَقًا (air yang segar) dengan rezeki yang banyak([1]). Karena orang-orang Arab dahulu sering mengibaratkan air dengan rezeki. Sehingga dimana ada air, maka di situ ada hujan, dan di mana ada hujan maka di situ ada rezeki. Dan ini adalah dalil bahwasanya apabila jin-jin tersebut istiqamah di atas jalan kebenaran, maka Allah Subhanahu wa ta’ala akan melimpahkan rezeki yang banyak kepada mereka. Dan ini menunjukkan bahwa jika para jin saja bisa mendapatkan rezeki yang banyak karena istiqamah dalam ketaatan, maka terlebih lagi manusia yang jika mereka bertakwa maka tentu juga akan diberi rezeki yang banyak([2]). Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا، وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan Dia akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)
Dan ayat ini tidak hanya menunjukkan untuk manusia, melainkan juga untuk jin. Oleh karenanya Allah Subhanahu wa ta’ala menegaskan bahwa jika para jin itu berpegang pada satu jalan yang lurus (agama Allah), niscaya Allah Subhanahu wa ta’ala juga akan memberi mereka rezeki. Dan ini juga merupakan dalil bahwasanya di antara hal yang membuka pintu rezeki adalah istiqamah di jalan kebenaran.
___________________
Footnote :
([1]) Lihat Tafsir Ath-Thabari 23/ 662 dari perkataan Mujahid, Sa’id bin Jubair, Ibnu Zaid.