10. وَٱصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَٱهْجُرْهُمْ هَجْرًا جَمِيلًا
waṣbir ‘alā mā yaqụlụna wahjur-hum hajran jamīlā
10. Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.
Tafsir :
Ayat ini adalah dalil yang menguatkan bahwasanya surah Al-Muzzammil adalah surah Makkiyah. Karena Allah Subhanahu wa ta’ala memerintahkan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk bersabar atas perkataan orang-orang kafir. Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak dicerca dan dimaki tatkala beliau masih di Mekkah. Ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di Mekkah, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dituduh sebagai dukun, penyihir, orang yang tersihir, pendusta, orang yang keluar dari ajaran nenek moyangnya, pemutus silaturahim, orang gila, dan tuduhan-tuduhan buruk lainnya disematkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka ayat ini Allah turunkan untuk mengajarkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk bersabar terhadap berbagai tuduhan dan cercaan orang-orang kafir. Allah Subhanahu wa ta’ala juga mengingatkan dalam ayat ini bahwa tidak perlu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membalas perbuatan-perbuatan buruk orang-orang kafir tersebut. Seakan-akan Allah Subhanahu wa ta’ala memerintahkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersikap acuh tak acuh dengan sikap mereka dan terus melanjutkan dakwahnya.
Dan hal ini juga perlu untuk diperhatikan oleh para da’i. Bahwa tidak semua orang yang menjelek-jelekkan kita atau menjatuhkan kita harus kita tanggapi. Seharusnya kita bersikap tak acuh terhadap mereka. Karena orang-orang yang suka menjatuhkan orang lain itu akan terus ada selama Iblis masih hidup. Dan Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ وَكَفَى بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi setiap nabi musuh dari orang-orang yang berdosa. Tetapi cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong.” (QS. Al-Furqan : 31)
Kalau para Nabi yang sangat mulia Allah siapkan bagi mereka musuh, maka demikian pula Allah Subhanahu wa ta’ala telah menyiapkan musuh bagi pengikutnya. Maka jangan kita bermimpi bahwa kita berdakwah memperjuangkan Islam tanpa ada musuh, sungguh hal tersebut adalah hal yang mustahil. Akan tetapi di antara cara menyikapi musuh-musuh tersebut adalah tidak memperdulikan perbuatan mereka terhadap kita.