6. إِنَّ نَاشِئَةَ ٱلَّيْلِ هِىَ أَشَدُّ وَطْـًٔا وَأَقْوَمُ قِيلًا
inna nāsyi`atal-laili hiya asyaddu waṭ`aw wa aqwamu qīlā
6. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu’) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.
Tafsir :
Secara umum ada dua tafsiran tentang نَاشِئَةَ اللَّيْلِ. Tafsiran pertama, نَاشِئَةَ اللَّيْلِ adalah waktu-waktu malam seluruhnya([1]). Adapun tafsiran kedua, نَاشِئَةَ اللَّيْلِ adalah kondisi dimana seseorang bangun malam setelah tidur terlebih dahulu, dan pendapat ini dipilih oleh Ibnu Taimiyah rahimahullah([2]).
Maksud ayat ini adalah bacaan Alquran di malam hari itu lebih mengena. Antara lisan dan hati cenderung cocok, sehingga orang akan lebih mudah memahami dan lebih konsentrasi tatkala Alquran dibaca di malam hari. Hal tersebut dikarenakan pada malam seseorang telah tenang dan terlepas dari pernak-pernik kesibukan dunia. Sehingga ketika dia istirahat, kemudian dia bangun dari istirahatnya, maka dia bisa konsentrasi terhadap Allah Subhanahu wa ta’ala.
Sebagaimana telah disebutkan bahwa para ulama menyebutkan bahwa membaca Alquran di malam hari memiliki keutamaan tersendiri, maka ayat ini adalah dalilnya. Terlebih lagi dalam suatu hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، يَقُولُ الصِّيَامُ: أَيْ رَبِّ، مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ، فَشَفِّعْنِي فِيهِ، وَيَقُولُ الْقُرْآنُ: مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ، فَشَفِّعْنِي فِيهِ، قَالَ: فَيُشَفَّعَانِ
“Puasa dan Alquran kelak pada hari kiamat akan memberi syafaat kepada seorang hamba. Puasa berkata, ‘Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makanan dan nafsu syahwat di siang hari, maka izinkahlah aku memberi syafaat kepadanya’. Dan Al Qur’an berkata. ‘Aku telah menahannya dari tidur di malam hari, maka izinkanlah aku memberi syafaat kepadanya’. Beliau melanjutkan sabdanya, ‘Maka mereka (puasa dan Alquran) memberi syafaat kepadanya.”([3])
Diantara keutamaan membaca Alquran di malam hari adalah lebih mudah untuk ditadaburi dan lebih menyatukan antara lisan dan hati. Dan keutamaan ini lebih mudah untuk dicapai ketika Alquran di baca dalam shalat di malam hari. Oleh karenanya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan bahwa Alquran paling afdhal (utama) dibaca tatkala sedang shalat.
_____________________
Footnote :
([1]) Lihat Tafsir Al-Qurthuby (19/40), Tafsir Ibnu Katsir (8/251).