8. فَإِذَا نُقِرَ فِى ٱلنَّاقُورِ
fa iżā nuqira fin-nāqụr
8. Apabila ditiup sangkakala.
Tafsir :
Dalam sebuah hadits yang dihasankan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah, Rasulullah ﷺ pernah bersabda,
كَيْفَ أَنْعَمُ وَصَاحِبُ القَرْنِ قَدِ الْتَقَمَ القَرْنَ، وَحَنَى جَبْهَتَهُ، ثُمَّ أقْبَلَ بأُذُنِهِ يَسْتَمِعُ مَتى يُؤْمَرُ بالصَّيْحَة؟ فاشتدّ ذلك على أصحابه، فأمرهم أن يقولوا: حَسْبُنا اللهُ وَنِعْمَ الوَكِيلُ، على اللهِ تَوَكَّلْنا
“Bagaimana aku bisa senang lagi tentram sementara malaikat peniup sangkakala telah meletakkan mulutnya di sangkakala (siapa untuk meniup), dan dahinya telah dimiringkan. Kemudian dia menyiapkan telinganya untuk menunggu kapan dia diperintahkan (untuk meniupnya)?” Maka hal itu membuat berat para sahabat. Maka Nabi memerintahkan kepada mereka untuk berkata, ‘Hasbunallahu Wa Ni’mal Wakil ‘Alallahi Tawakalna’ (Cukuplah Allah sebagai penolong kami dan Dialah sebaik-baik penolong dan kepada Allahlah kami bertawakal’.”([1])
_____________________________
Footnote :