16. لَا تُحَرِّكْ بِهِۦ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِۦٓ
lā tuḥarrik bihī lisānaka lita’jala bih
16. Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya.
Tafsir :
Ayat ini turun kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika Jibril memberikan wahyu kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana kita ketahui bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak bisa membaca dan menulis. Sehingga tatkala malaikat Jibril memberikan wahyu pertama kali dan memerintahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam baca, maka beliau mengatakan,
مَا أَنَا بِقَارِئٍ
“Aku tidak bisa baca.” ([1])
Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak bisa baca, maka beliau ditalqin oleh malaikat Jibril ayat demi ayat. Dan semua ayat di dalam Alquran adalah talqinan dari malaikat Jibril.
Suatu saat malaikat Jibril menurunkan ayat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan mentalqinkan ayat tersebut kepada beliau. Akan tetapi belum selesai beliau malaikat Jibril mentalqinkan, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian mengikutinya. Disebutkan oleh Ibnu Jarir Ath-Thabri rahimahullah, ada dua pendapat di kalangan para Ahli Tafsir tentang mengapa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah ikut mengulangi ayat sementara malaikat Jibril belum selesai mentalqinkan.
Pendapat pertama mengatakan bahwa alasannya adalah karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam takut lupa, sedangkan bisa jadi malaikat Jibril mentalqinkan ayat tersebut hanya sekali. Sehingga Allah Subhanahu wa ta’ala menegur Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk tidak tergesa-gesa dalam menghafalkan ayat tersebut. Karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta’ala sendiri yang akan membuat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam hafal ayat-ayat tersebut.
Pendapat kedua mengatakan bahwa alasannya adalah karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam begitu cinta kepada Alquran, sehingga beliau ingin segera mengulanginya dan bertilawah dengan ayat-ayat tersebut. Karena ayat-ayat yang turun bisa menambah iman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Sehingga sebelum malaikat Jibril selesai mentalqinkan firman Allah Subhanahu wa ta’ala, maka beliau langsung mengikutinya. Maka Allah Subhanahu wa ta’ala menegur beliau agar malaikat Jibril selesai terlebih dahulu lalu beliau baca. Jangan karena kecintaan beliau terhadap Alquran sehingga beliau tergesa-gesa ingin melafalkannya. Dan pendapat ini merupakan pendapat yang dipilih oleh Ibnu Jarir Ath-Thabari. ([2])
Dan Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah tatkala membawakan firman Allah Subhanahu wa ta’ala ini, beliau mengatakan bahwa di antara faedah dari ayat ini adalah jika seorang murid mendengar perkataan gurunya, maka hendaknya dia tidak memotong pembicaraannya. Karena bisa jadi pelajaran di awal berkaitan dengan pelajaran di akhir.([3]) Karena sebagian murid-murid sering memotong pembicaraan gurunya, padahal gurunya belum selesai menjelaskan pelajarannya.
____________________
Footnote :
([1]) HR. Bukhari no. 3 dan HR. Muslim no. 160