7. فَإِذَا بَرِقَ ٱلْبَصَرُ
fa iżā bariqal-baṣar
7. Maka apabila mata terbelalak (ketakutan).
Tafsir :
بَرِقَ secara bahasa Arab artinya adalah putih, dan tidaklah mata tampak warna putihnya kecuali saat seseorang hendak meninggal dunia. Dan di antara tafsiran ayat ini adalah ketika mata terlihat putih yaitu ketika sakratul maut([1]). Adapun tafsiran yang lain, maksudnya adalah ketika hari kiamat kelak, manusia akan dibangkitkan dalam keadaan mata terbelalak([2]). Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta’ala,
وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ، مُهْطِعِينَ مُقْنِعِي رُءُوسِهِمْ لَا يَرْتَدُّ إِلَيْهِمْ طَرْفُهُمْ وَأَفْئِدَتُهُمْ هَوَاءٌ
“Dan janganlah engkau mengira, bahwa Allah lengah dari apa yang diperbuat oleh orang yang zalim. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak, mereka datang tergesa-gesa (memenuhi panggilan) dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong.” (QS. Ibrahim : 42-43)
Allah Subhanahu wa ta’ala menunda balasan bagi orang-orang musyrikin dengan azab yang sangat pedih, yang azab tersebut tidak ada bandingannya jika mereka diberikan azab di dunia. Oleh karenanya Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan bahwa hari kiamat akan terjadi ketika mata-mata mereka terbelalak.
([1]) Tafsir Al-Qurthubiy 19/95
([2]) Tafsir Ibnu Katsir 8/277 dan Tafsir As-Sa’diy hal:899.