19. وَفُتِحَتِ ٱلسَّمَآءُ فَكَانَتْ أَبْوَٰبًا
wa futiḥatis-samā`u fa kānat abwābā
19. dan dibukalah langit, maka terdapatlah beberapa pintu.
Tafsir :
Langit-langit yang kita saksikan sekarang tidak ada lubang dan tidak ada celahnya sama sekali. Namun pada hari kiamat akan terbuka, akan banyak pintu-pintu yang Allah Subhanallahu wata’ala bukakan. Karena pada hari tersebut malaikat akan turun, dan kita tahu bahwa malaikat penghuni langit amatlah banyak. Oleh karena itu, dalam suatu hadits Nabi berkata :
إِنِّي أَرَى مَا لَا تَرَوْنَ، وَأَسْمَعُ مَا لَا تَسْمَعُونَ، أَطَّتِ السَّمَاءُ وَحَقَّ لَهَا أَنْ تَئِطَّ، مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلَّا عَلَيْهِ مَلَكٌ سَاجِدٌ
“Sesungguhnya aku melihat apa yang kalian tidak lihat, dan aku mendengar apa yang kalian tidak mendengarnya. Langit terasa berat dan pantas bagi langit untuk terasa berat. Tidak ada satu tempat seukuran empat jari kecuali ada malaikat yang sujud di atasnya” (HR Ahmad no 21516, At-Tirmidzi no 2312 dan Ibnu Maajah no 4190 dengan sanad yang hasan)
أَطِيْطٌ asalnya adalah suara yang keluar dari rahil (pelana onta yang terbuat dari kayu) tatkala diduduki oleh penunggang onta. Atau suara rintihan onta tatkala dibebani dengan beban yang sangat berat. Maksud dari hadits di atas adalah langit seakan-akan merasa keberatan karena betapa banyaknya malaikat yang menempati langit.
Pada hari kiamat kelak langit-langit akan terbelah dan terbuka menjadi seperti pintu-pintu, para malaikat itu pun turun (lihat Tafsir Al-Baghowi 8/313). Hal ini sebagaimana firman Allah :
وَيَوْمَ تَشَقَّقُ السَّماءُ بِالْغَمامِ وَنُزِّلَ الْمَلائِكَةُ تَنْزِيلًا
‘’Dan (ingatlah) hari (ketika) langit pecah belah mengeluarkan kabut putih dan diturunkanlah malaikat bergelombang-gelombang’’ (QS Al-Furqon : 25)
Pendapat yang lain menyatakan bahwa langit-langit pada hari kiamat terbelah-belah sehingga menjadi seperti potongan-potongan kayu seperti pintu-pintu (Lihat Tafsir At-Thobari 24/19).