13. فَإِنَّمَا هِىَ زَجْرَةٌ وَٰحِدَةٌ
fa innamā hiya zajratuw wāḥidah
13. Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah satu kali tiupan saja.
Tafsir :
Malaikat Israfil akan meniup sangkakala pada tiupan yang kedua, sehingga begitu ditiupkan maka semuanya akan dibangkitkan oleh Allah subhanAllahu wa ta’ala.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
كَانَ رَجُلٌ يُسْرِفُ عَلَى نَفْسِهِ فَلَمَّا حَضَرَهُ المَوْتُ قَالَ لِبَنِيهِ: إِذَا أَنَا مُتُّ فَأَحْرِقُونِي، ثُمَّ اطْحَنُونِي، ثُمَّ ذَرُّونِي فِي الرِّيحِ (وفي رواية : في البحر)، فَوَاللَّهِ لَئِنْ قَدَرَ عَلَيَّ رَبِّي لَيُعَذِّبَنِّي عَذَابًا مَا عَذَّبَهُ أَحَدًا، فَلَمَّا مَاتَ فُعِلَ بِهِ ذَلِكَ، فَأَمَرَ اللَّهُ الأَرْضَ فَقَالَ: اجْمَعِي مَا فِيكِ مِنْهُ، فَفَعَلَتْ، فَإِذَا هُوَ قَائِمٌ، فَقَالَ: مَا حَمَلَكَ عَلَى مَا صَنَعْتَ؟ قَالَ: يَا رَبِّ خَشْيَتُكَ، فَغَفَرَ لَهُ ” وَقَالَ غَيْرُهُ: «مَخَافَتُكَ يَا رَبِّ»
“Ada seseorang yang berlebih-lebihan dalam bermaksiat. Tatkala ia akan meninggal maka ia berkata kepada anak-anaknya, “Jika aku meninggal maka bakarlah aku, lalu tumbuk/geruslah aku, lalu tebarkanlah (debuku) di angin (dalam riwayat yang lain : di lautan). Sungguh demi Allah jika Allah mampu untuk mengembalikan aku maka Allah akan mengadzabku dengan adzab yang tidak pernah ia mengadzab seorangpun dengannya”. Tatkala orang itu meninggal maka anak-anaknya melakukan hal tersebut. Lalu Allah memerintahkan bumi dengan berkata, “Wahai bumi kumpulkanlah bagian orang tersebut yang ada pada dirimu !”. Maka bumipun melakukannya, dan tiba-tiba orang tersebut sudah bangkit kembali. Lalu Allah bertanya kepadanya, “Apa yang mendorongmu melakukan itu semua?”, ia berkata, “Karena takut kepadaMu”. Maka Allahpun mengampuninya” (HR Al-Bukhari no 3481 dan Muslim no 2756)
Sesungguhnya ini mudah bagi Allah subhanAllahu wa ta’ala.