10. يَقُولُونَ أَءِنَّا لَمَرْدُودُونَ فِى ٱلْحَافِرَةِ
yaqụlụna a innā lamardụdụna fil-ḥāfirah
10. (Orang-orang kafir) berkata: “Apakah sesungguhnya kami benar-benar dikembalikan kepada kehidupan semula?
Tafsir :
Mereka heran mengapa mereka bisa dihidupkan kembali. Inilah yang mereka ingkari yaitu tentang hari kebangkitan karena tidak masuk dalam akal mereka. Padahal orang-orang musyirikin arab percaya kepada Allah subhanallahu wata’ala, mereka tidak mengingkari akan eksitensi Allah. Itulah mengapa kaum musyirikin dahulu juga berhaji, mereka juga berthawaf di Ka’bah, mereka juga tahu bahwa ka’bah adalah rumah Allah subhanallahu wata’ala. Oleh karena itu, tatkala Raja Abrahah ingin menghancurkan Ka’bah, maka Abdul Muththalib kakek Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam mengatakan, “Ka’bah ada Tuhannya yang menjaganya“. Jadi, orang-orang musyirikin arab mengakui adanya Allah sang Pencipta, akan tetapi mereka menyangka bahwasanya tidak akan ada hari kebangkitan. Mereka menyangka bahwasanya Allah tidak akan membangkitkan mereka. Mereka tidak mengimani hari kebangkitan.