Pendahuluan Tafsir Quran Surat an-Naziat
Surat an-Nazi’at adalah surat yang ke 79 atau surat kedua dari juz ‘amma. Surat an-Nazi’at -sebagaimana yang disampaikan oleh al-Imam Al-Qurtubi rahimahumullahu ta’ala- merupakan surat makiyyah, artinya ayat-ayat dalam surat An-Nazi’at diturunkan tatkala Nabi shallAllahu ‘alaihi wasallam berdakwah di fase mekah sebelum berhijrah ke kota madinah. Sebagimana yang telah dijelaskan bahwa kebanyakan pokok pembahasan surat-surat makiyyah berkisar pada iman kepada Allah, iman kepada Rasul, dan terutama iman tentang adanya hari kebangkitan yaitu tentang hari kiamat.
Sebagaimana pada surat an-Naba’, pokok pembahasannya berkisar pada beriman terhadap hari kebangkitan, begitu pula dengan surat an-Nazi’at, Allah Subhanallahu Wata’ala memfokuskan permasalahan pada iman tentang hari akhirat. Dan demikianlah surat-surat yang ada dalam juz ‘amma yang sebagian besarnya berbicara tentang hari akhirat. Kita mengetahui akan pentingnya beriman terhadap hari akhirat. Barang siapa yg beriman bahwasanya dia akan dibangkitkan, kemudian akan disidang oleh Allah subhanallahu wata’ala maka dia tidak akan bertindak seenaknya di dunia ini. Dia juga tidak akan berucap seenaknya di dunia ini. Dia tidak akan mendzhalimi orang lain karena dia tahu akan ada hari pembalasan. Adapun orang yang tidak beriman terhadap hari akhirat, kemudian dia tidak beriman bahwasanya dia akan dibangkitkan maka dia akan bertindak sepuasnya, karena dia merasa bahwasanya setelah dia meninggal dunia maka kehidupan telah selesai. Inilah yang dibantah oleh Allah subhanallahu wata’ala dan dijelaskan dengan gamblang dalam surat-surat yang terdapat dalam juz ‘amma.
1. وَٱلنَّٰزِعَٰتِ غَرْقًا
wan-nāzi’āti garqā
1. Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras,
2. وَٱلنَّٰشِطَٰتِ نَشْطًا
wan-nāsyiṭāti nasyṭā
2. dan (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut,
3. وَٱلسَّٰبِحَٰتِ سَبْحًا
was-sābiḥāti sab-ḥā
3. dan (malaikat-malaikat) yang turun dari langit dengan cepat,
4. فَٱلسَّٰبِقَٰتِ سَبْقًا
fas-sābiqāti sabqā
4. dan (malaikat-malaikat) yang mendahului dengan kencang,
5. فَٱلْمُدَبِّرَٰتِ أَمْرًا
fal-mudabbirāti amrā
5. dan (malaikat-malaikat) yang mengatur urusan (dunia).
6. يَوْمَ تَرْجُفُ ٱلرَّاجِفَةُ
yauma tarjufur-rājifah
6. (Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama menggoncang alam,
7. تَتْبَعُهَا ٱلرَّادِفَةُ
tatba’uhar-rādifah
7. tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua.
8. قُلُوبٌ يَوْمَئِذٍ وَاجِفَةٌ
qulụbuy yauma`iżiw wājifah
8. Hati manusia pada waktu itu sangat takut,
9. أَبْصَٰرُهَا خَٰشِعَةٌ
abṣāruhā khāsyi’ah
9. Pandangannya tunduk.
10. يَقُولُونَ أَءِنَّا لَمَرْدُودُونَ فِى ٱلْحَافِرَةِ
yaqụlụna a innā lamardụdụna fil-ḥāfirah
10. (Orang-orang kafir) berkata: “Apakah sesungguhnya kami benar-benar dikembalikan kepada kehidupan semula?
11. أَءِذَا كُنَّا عِظَٰمًا نَّخِرَةً
a iżā kunnā ‘iẓāman nakhirah
11. Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kami telah menjadi tulang belulang yang hancur lumat?”
12. قَالُوا۟ تِلْكَ إِذًا كَرَّةٌ خَاسِرَةٌ
qālụ tilka iżang karratun khāsirah
12. Mereka berkata: “Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan”.
13. فَإِنَّمَا هِىَ زَجْرَةٌ وَٰحِدَةٌ
fa innamā hiya zajratuw wāḥidah
13. Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah satu kali tiupan saja,
14. فَإِذَا هُم بِٱلسَّاهِرَةِ
fa iżā hum bis-sāhirah
14. maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi.
15. هَلْ أَتَىٰكَ حَدِيثُ مُوسَىٰٓ
hal atāka ḥadīṡu mụsā
15. Sudah sampaikah kepadamu (ya Muhammad) kisah Musa.
16. إِذْ نَادَىٰهُ رَبُّهُۥ بِٱلْوَادِ ٱلْمُقَدَّسِ طُوًى
iż nādāhu rabbuhụ bil-wādil-muqaddasi ṭuwā
16. Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci ialah Lembah Thuwa;
17. ٱذْهَبْ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ
iż-hab ilā fir’auna innahụ ṭagā
17. “Pergilah kamu kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas,
18. فَقُلْ هَل لَّكَ إِلَىٰٓ أَن تَزَكَّىٰ
fa qul hal laka ilā an tazakkā
18. dan katakanlah (kepada Fir’aun): “Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)”.
19. وَأَهْدِيَكَ إِلَىٰ رَبِّكَ فَتَخْشَىٰ
wa ahdiyaka ilā rabbika fa takhsyā
19. Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya?”
20. فَأَرَىٰهُ ٱلْءَايَةَ ٱلْكُبْرَىٰ
fa arāhul-āyatal-kubrā
20. Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar.
21. فَكَذَّبَ وَعَصَىٰ
fa każżaba wa ‘aṣā
21. Tetapi Fir’aun mendustakan dan mendurhakai.
22. ثُمَّ أَدْبَرَ يَسْعَىٰ
ṡumma adbara yas’ā
22. Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa).
23. فَحَشَرَ فَنَادَىٰ
fa ḥasyara fa nādā
23. Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya.
24. فَقَالَ أَنَا۠ رَبُّكُمُ ٱلْأَعْلَىٰ
fa qāla ana rabbukumul-a’lā
24. (Seraya) berkata: “Akulah tuhanmu yang paling tinggi”.
25. فَأَخَذَهُ ٱللَّهُ نَكَالَ ٱلْءَاخِرَةِ وَٱلْأُولَىٰٓ
fa akhażahullāhu nakālal-ākhirati wal-ụlā
25. Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia.
26. إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَعِبْرَةً لِّمَن يَخْشَىٰٓ
inna fī żālika la’ibratal limay yakhsyā
26. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya).
27. ءَأَنتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ ٱلسَّمَآءُ ۚ بَنَىٰهَا
a antum asyaddu khalqan amis-samā`, banāhā
27. Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya,
28. رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّىٰهَا
rafa’a samkahā fa sawwāhā
28. Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,
29. وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَىٰهَا
wa agṭasya lailahā wa akhraja ḍuḥāhā
29. dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang.
30. وَٱلْأَرْضَ بَعْدَ ذَٰلِكَ دَحَىٰهَآ
wal-arḍa ba’da żālika daḥāhā
30. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.
31. أَخْرَجَ مِنْهَا مَآءَهَا وَمَرْعَىٰهَا
akhraja min-hā mā`ahā wa mar’āhā
31. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.
32. وَٱلْجِبَالَ أَرْسَىٰهَا
wal-jibāla arsāhā
32. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,
33. مَتَٰعًا لَّكُمْ وَلِأَنْعَٰمِكُمْ
matā’al lakum wa li`an’āmikum
33. (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.
34. فَإِذَا جَآءَتِ ٱلطَّآمَّةُ ٱلْكُبْرَىٰ
fa iżā jā`atiṭ-ṭāmmatul-kubrā
34. Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang.
35. يَوْمَ يَتَذَكَّرُ ٱلْإِنسَٰنُ مَا سَعَىٰ
yauma yatażakkarul-insānu mā sa’ā
35. Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya,
36. وَبُرِّزَتِ ٱلْجَحِيمُ لِمَن يَرَىٰ
wa burrizatil-jaḥīmu limay yarā
36. dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat.
37. فَأَمَّا مَن طَغَىٰ
fa ammā man ṭagā
37. Adapun orang yang melampaui batas,
38. وَءَاثَرَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا
wa āṡaral-ḥayātad-dun-yā
38. dan lebih mengutamakan kehidupan dunia,
39. فَإِنَّ ٱلْجَحِيمَ هِىَ ٱلْمَأْوَىٰ
fa innal-jaḥīma hiyal-ma`wā
39. maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya).
40. وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفْسَ عَنِ ٱلْهَوَىٰ
wa ammā man khāfa maqāma rabbihī wa nahan-nafsa ‘anil-hawā
40. Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,
41. فَإِنَّ ٱلْجَنَّةَ هِىَ ٱلْمَأْوَىٰ
fa innal-jannata hiyal-ma`wā
41. maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).
42. يَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلسَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَىٰهَا
yas`alụnaka ‘anis-sā’ati ayyāna mursāhā
42. (Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan, kapankah terjadinya?
43. فِيمَ أَنتَ مِن ذِكْرَىٰهَآ
fīma anta min żikrāhā
43. Siapakah kamu (maka) dapat menyebutkan (waktunya)?
44. إِلَىٰ رَبِّكَ مُنتَهَىٰهَآ
ilā rabbika muntahāhā
44. Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya).
45. إِنَّمَآ أَنتَ مُنذِرُ مَن يَخْشَىٰهَا
innamā anta munżiru may yakhsyāhā
45. Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari berbangkit)
46. كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوٓا۟ إِلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَىٰهَا
ka`annahum yauma yaraunahā lam yalbaṡū illā ‘asyiyyatan au ḍuḥāhā
46. Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.