11. وَإِذَا ٱلسَّمَآءُ كُشِطَتْ
wa iżas-samā`u kusyiṭat
11. dan apabila langit dilenyapkan.
Tafsir:
At-Thobari berkata :
وَإِذَا السَّمَاءُ نُزِعَتْ وَجُذِبَتْ، ثُمَّ طُوِيَتْ
‘’Dan tatkala langit dicabut dan ditarik kemudian dilipat’’ (Tafsir At-Thobari 24/149)
كُشِطَتْ diambil dari kata الْكَشْطُ yang dalam bahasa arab artinya adalah قَلْعٌ عَنْ شِدَّةِ الْتِزَاقٍ ‘’mencabut sesuatu yang sangat melengket’’. Al-Qurthubi berkata
فَالسَّمَاءُ تُكْشَطُ كَمَا يُكْشَطُ الْجِلْدُ عَنِ الْكَبْشِ وَغَيْرُهُ
‘’Maka langitpun dicabut sebagaimana kulit dicabut dari domba dan hewan lainnya’’ (Tafsir Al-Qurthubi 19/235)
Kalau ada kambing atau unta yang disembelih, kemudian dikuliti, proses kulitnya dilepas itu disebut الْكَشْطُ. Jadi pada hari kiamat kelak Allah akan merobek langit tersebut seperti ditariknya kulit dari hewan. Kita saksikan sekarang langit yang begitu hebat, tidak ada satu bagian pun yang berlubang. Semuanya kokoh dibangun oleh Allah dengan tujuh lapis. Langit tesrebut lengket di angkasa begitu kuat, akan tetapi pada hari kiamat kelak semua langit akan dirobek oleh Allah. Adapun yang mengetahui hakikat proses pencabutan langit dari tempatnya adalah Allah semata, kita hanya mencoba memahami dari sisi bahasa.