7. وَإِذَا ٱلنُّفُوسُ زُوِّجَتْ
wa iżan-nufụsu zuwwijat
7. dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh)
Tafsir:
Ada 3 tafisiran dikalangan salaf tentang makna ayat ini.
Tafsiran pertama yang dimaksudkan dengan dipertemukan adalah jiwa itu dimasukkan ke dalam badannya kembali. Tadinya ruh dicabut kemudian diletakkan di alam barzakh sedangkan tubuhnya bisa jadi lapuk bersama tanah atau bisa jadi dimakan oleh binatang buas atau dimakan oleh ikan, namun pada hari tersebut ruh akan dikembalikan kepada tubuhnya semula. (Tafsir At-Thobari 24/144)
Para ulama menyatakan bahwa kondisi keterkaitan antara ruh dan badan ada beberapa jenis. Tatkala seseorang masih hidup di atas muka bumi, maka yang paling dominan adalah jasad dibandingkan dengan ruh. Karenanya jika tertimpa sesuatu yang menyakitkan maka yang pertama kali akan merasakannya adalah jasad, begitupun jika ada sesuatu yang melezatkan maka yang pertama kali merasakannya adalah jasad. Meskipun ruh juga bisa terpengaruh dengan sakit atau kelezatan yang dialami jasad tetapi hubungan antara jasad dan ruh lebih kuat/dominan pada jasad dibandingkan dengan. Adapun ketika di alam barzakh maka ruh lebih dominan dibandingkan jasad, ruh menjadi sempurna sedangkan jasad mulai rusak, sehingga kalau seseorang dikuburkan maka ruh lah yang paling dominan. Ruh yang merasakan adzab dan kenikmatan. Meskipun jasadnya akan terpengaruh akan tetapi yang paling dominan adalah ruh dibandingkan jasad, dan jasad mengikuti ruuh. Namun di hari akhirat kelak antara ruh dan jasad sama-sama dominan sehingga adzab dan kenikmatan dirasakan oleh jasad dan ruh bersamaan. Hal ini karena ruh tersebut dikumpulkan kembali dengan jasadnya. (lihat hubungan antara ruuh dan Jasad di kitab-kitab berikut : Ar-Ruuh, Ibnul Qoyyim hal 43-44, Al-Ajwibah Al-Muhimmah, Ibnu Hajar hal 7-8, syarh al-‘Aqiidah at-Thohaawiyah, Ibnu Abil ‘Izz al-Hanafi 2/578-579, dan penjelasan Asy-Syaikh Sholih Alu Syaikh terhadap al-Aqidah at-Thohawiyah)
Tafsiran kedua yang dimaksud dengan dipertemukan adalah masing-masing orang dikumpulkan dengan yang sejalan dengannya. Orang kafir akan dikumpulkan dengan sesama orang kafir, orang munafik akan dikumpulkan dengan sesama orang munafik, orang yahudi akan dikumpulkan dengan sesama orang yahudi, orang nasrani akan dikumpulkan dengan orang nasrani, orang yang menyembah matahari akan dikumpulkan dengan sesama penyembah matahari, pezina dikumpulkan dengan sesama pezina, begitupun dengan orang beriman akan dikumpulkan dengan sesama orang beriman, orang bertakwa akan dikumpulkan dengan sesama orang bertakwa. Oleh karena itu, Allah berfirman dalam Al Qur’an :
احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ
(Diperintahkan kepada malaikat), “Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan apa yang dahulu mereka sembah.” (QS Ash-Shaffat : 22)
Allah juga berfirman dalam ayat yang lain :
وَكُنتُمْ أَزْوَاجًا ثَلَاثَةً (7) فَأَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ مَا أَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ (8) وَأَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ مَا أَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ (9) وَالسَّابِقُونَ السَّابِقُونَ (10) أُولَٰئِكَ الْمُقَرَّبُونَ (11)
“Dan kamu menjadi tiga golongan. Yaitu golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu. Dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu. Dan orang-orang yang paling dahulu (beriman), merekalah yang paling dahulu (masuk surga). Mereka itulah orang yang dekat (kepada Allah).” (QS Al-Waqi’ah : 7-11)
Oleh karena itu, masing-masing manusia pada hari kiamat nanti akan bergandengan bersama kelompoknya masing-masing. Orang musyrik akan berkumpul bersama orang musyrik, orang bertauhid akan berkumpul bersama orang bertauhid, dan seterusnya. Demikianlah Allah akan mengelompokkan mereka pada hari kiamat kelak.
Tafsiran ketiga yaitu sebagaimana perkataan ‘Athoo’ :
زُوِّجَتْ نُفُوسُ الْمُؤْمِنِينَ بِالْحُورِ الْعِينِ
‘’jiwa-jiwa kaum mukminin dipertemukan (yaitu dinikahkan) dengan bidadari’’ (Tafsir Al-Baghowi 8/347)