6. يَٰٓأَيُّهَا ٱلْإِنسَٰنُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ ٱلْكَرِيمِ
yā ayyuhal-insānu mā garraka birabbikal-karīm
6. Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah.
Tafsir:
Para ahli tafsir mengatakan bahwa kalimat الْإِنسَانُ jika datang dalam surat makiyyah maka yang dimaksudkan bukan manusia secara umum tetapi ditujukan untuk orang kafir. Sehingga ayat ini berkaitan dengan orang kafir, apa yang telah membuat mereka terperdaya sehingga durhaka kepada Allah.
Dalam ayat ini Allah tidak menggunakan kalimat بِإِلَاهِكَ الْكَرِيمِ (dengan kata ilah) melainkan dengan بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ (dengan kata rabb). Allah memakai kata Rabb karena orang-orang musyirikin arab beriman kepada rububiyah Allah subhanallahu wata’ala bahwasanya Allah yang menciptakan seluruh alam semesta termasuk diri-diri mereka.
Ibnu Katsir berkata :
إِنَّمَا أَتَى بِاسْمِهِ الْكَرِيمِ لِيُنَبِّهَ عَلَى أَنَّهُ لَا يَنْبَغِي أَنْ يُقَابَلَ الكريم بالأفعال القبيحة وأعمال الفجور
‘’Allah menyebutkan nama-Nya ‘’Al-Kariim’’ (Yang Maha Baik) untuk mengingatkan manusia bahwasanya tidak pantas baginya untuk membalas Allah Yang Maha Baik dengan perbuatan-perbuatan yang buruk dan amal-amal yang fajir’’ (Tafsir Ibnu Katsir 8/339)
Ibnu Abbas berkata :
مَا الَّذِي غَرَّكَ حَتَّى كَفَرْتَ؟ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ أَيِ الْمُتَجَاوِزِ عَنْكَ
‘’Apakah yang telah memperdayamu sehingga engkau kafir? Kepada Robbmu yang maha baik, yaitu yang mudah memaafkanmu?’’ (Tafsir al-Qurthubi 19/245).
Yang telah memperdayainya adalah syaitan, atau kebodohannya.
Akan tetapi mereka tidak tunduk kepada Allah dan mereka bermaksiat kepada Allah. Sehingga Allah mengingatkan mengapa mereka bisa terperdaya padahal Allah yang telah menciptakannya.