1. إِذَا ٱلسَّمَآءُ ٱنفَطَرَتْ
iżas-samā`unfaṭarat
1. Apabila langit terbelah.
Tafsir:
Semua manusia mengetahui bahwa langit adalah makhluk yang paling besar yang pernah kita saksikan. Tidak ada makhluk yang lebih besar dan lebih luas dibandingkan dengan langit. Bahkan matahari sekalipun berada di dalam langit, rembulan di dalam langit, bintang-bintang juga berfungsi sebagai perhiasan langit berada di dalamnya. Karenanya, langit merupakan makhluk paling besar yang pernah kita saksikan. Dan Allah menciptakan langit dengan penciptaan yang luar biasa. Allah berfirman :
وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ
“Dan langit Kami bangun langit dengan kekuasaan (Kami), dan kami yang meluaskannya.” (QS Az-Zariyat : 47)
Allah menyatakan bahwasanya Dia telah meluaskan langit tersebut. Oleh karena itu, penciptaan manusia itu lebih ringan daripada penciptaan langit. Allah subhanallahu wata’ala berfirman:
أَأَنتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَاءُ ۚ بَنَاهَا
“Apakah penciptaan kalian yang lebih hebat, ataukah langit yang telah dibangun-Nya?” (QS An-Nazi’at : 27)
Allah pula lah yang telah meninggikan langit tanpa ada tiang. Allah berfirman :
وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ
”Dan (apakah mereka tidak melihat) bagaimana langit ditinggikan?”
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا
Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya (QS Luqman : 10)
وَيُمْسِكُ السَّماءَ أَنْ تَقَعَ عَلَى الْأَرْضِ إِلَّا بِإِذْنِهِ
Dan Dia menahan langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya? (QS Al-Hajj : 65)
Sungguh menakjubkkan, langit adalah makhluk yang sangat besar dan di dalamnya terdapat makhluk yang besar pula. Langit berada di atas bumi dan dia adalah payung/atap bagi bumi ini akan tetapi tidak ada tiang yang menopangnya hingga ke bumi. Dan langit yang luar biasa besarnya ini pada hari kiamat kelak akan dirubah kondisinya oleh Allah. Di samping itu, Allah akan merubah kondisi seluruh alam semesta ini sebagai pertanda bahwasanya akan ada kehidupan dan suasana yang baru yaitu kehidupan akhirat. Langit yang begitu megahnya akan dihancurkan oleh Allah subhanallahu wata’ala.
Para ahli fisika mengatakan -wallahu a’lam akan kebenarannya- bahwasanya antara bumi dengan planet-planet lainnya mempunyai gaya gravitasi yang menghasilkan efek tarik-menarik satu dengan yang lainnya. Gaya gravitasi inilah yang mengikat antara planet-planet tersebut, begitupun antara bumi dengan matahari, dan benda-benda langit lainnya. Seakan-akan ada kekuatan yang tidak terlihat yang mereka namakan dengan gaya gravitasi. Gaya gravitasi ini yang menyebabkan stabilitas posisi planet-planet dan benda-benda langit lainnya terjaga sehingga semua berjalan pada orbitnya masing-masing. Dalam Al-Quran Allah menyatakan :
إِنَّ اللَّهَ يُمْسِكُ السَّمَوَاتِ وَالأرْضَ أَنْ تَزُولا
“Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi agar tidak melenceng.” (QS Fathir : 41)
At-Thobari berkata :
لِئَلَّا تَزُولَا مِنْ أَمَاكِنِهِمَا
‘’Yaitu agar langit dan bumi tidak tergelincir dari tempatnya’’ (Tafsir at-Thobari 19/390)
Sebagian ulama zaman sekarang mengatakan bahwa diantara makna zawaal adalah tergelincir. Sehingga makna ayat tersebut adalah langit dan bumi tetap pada orbitnya. Seandainya langit dan bumi bergeser atau tergelincir maka tidak ada yang bisa mengembalikannya. Begitu pula seandainya satu buah bintang saja terlepas dari orbitnya maka tidak ada yang bisa mengembalikan bintang tersebut ke garis orbitnya.
Oleh karena itu, orbit-orbit ini pada hari kiamat kelak atau hukum gaya grafitasi ini yang menyebabkan keteraturan antara planet satu dengan planet lainnya, antara satu bintang dengan bintang lainnya, antara bumi dengan matahari, atau antara bulan dengan bumi, semua keteraturan tersebut akan rusak dan hancur pada hari kiamat.
Tentang keadaan langit, Allah juga menyebutkan dalam ayat yang lain. Seperti dalam surat Al-Insyiqaq, Allah berfirman:
إِذَا السَّمَاءُ انشَقَّتْ
“Tatkala langit terbelah.” (QS Al-Insyiqaq : 1)
Perbedaan antara infithar dan insyiqaq, infithar adalah permulaan terbelahnya langit. Setelah itu, semakin lama akhirnya langit benar-benar terbelah, itu lah yang disebut denga insyiqaq.
Ibnu Zaid berkata :
فَإِذَا جَاءَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ انْفَطَرَتْ ثُمَّ انْشَقَّتْ، ثُمَّ جَاءَ أَمْرٌ أَكْبَرُ مِنْ ذَلِكَ انْكَشَطَتْ
‘’Jika tiba hari kiamat maka langitpun mengalami infithoor lalu insyiqooq, lalu terjadi yang lebih besar lagi dari itu yaitu mengalami al-kasyth’’ (Tafsir At-Thobari 23/122)
Kemudian setelah langit terbelah, jadilah langit tersebut menjadi lemah. Karena sebelumnya Allah menyebut langit dengan makhluk yang kokoh lagi kuat. Allah berfirman:
وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًا
“Dan Kami membangun di atas kamu tujuh (langit) yang kokoh.” (QS An-Naba’ : 12)
Namun tatkala terjadi hari kiamat maka langit kemudian terbelah dan sehingga jadilah langit itu menjadi sangat lemah. Allah berfirman :
وَانشَقَّتِ السَّمَاءُ فَهِيَ يَوْمَئِذٍ وَاهِيَةٌ
“Dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi rapuh.” (QS Al-Haqqah : 16)
Allah kemudian melakukan al-kasyth yaitu melepas langit tersebut sebagaimana kulit yang dilepaskan dari seekor hewan. Setelah langit dilepaskan lalu dilipat oleh Allah. Allah berfirman:
يَوْمَ نَطْوِي السَّمَاءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ ۚ
“(Ingatlah) pada hari langit Kami gulung seperti lembaran-lembaran buku.” (QS Al-Anbiya : 104)
Dalam ayat yang lain Allah berfirman:
وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Dan mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit akan dilipat dengan tangan-Nya. Maha Suci Dia dan Mha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (QS Az-Zumar : 67)
Jadi urutan perubahan langit sebagai berikut :
- Al-infithoor (awal terbelahnya langit) lalu
- al-insyiqooq (terbelahnya langit secara sempurna) lalu
- langit menjadi lemah lalu
- al-kasyth (langit dilepas dari tempatnya) lalu
- at-Thoyy (langit dilipat oleh Allah)
Ini adalah kondisi-kondisi perubahan alam semesta yang akan terjadi pada hari kiamat. Bagaimanapun kengerian yang kita bayangkan, niscaya tidak akan sama dengan kengerian yang akan terjadi pada hari kiamat kelak. Kita mungkin pernah mendengar suara guntur yang sangat keras, kita mungkin pernah melihat meteor yang jatuh, dan kita juga mungkin pernah melihat kejadian-kejadian dahsyat lainnya, tetapi kejadian-kejadian tersebut tidak akan ada apa-apanya dibanding dengan kedahsyatan hari kiamat.