14. كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِم مَّا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ
kallā bal rāna ‘alā qulụbihim mā kānụ yaksibụn
14. Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.
Tafsir:
كَلَّا dalam ayat ini bermakna “sekali-kali tidak” yaitu mengingkari. Hal ini karena ada kalimat sebelumnya yang ingin dibantah oleh Allah. Yaitu tidak benar persangkaan mereka bahwa al-Qur’an adalah dongeng orang terdahulu.
Yang benar yaitu al-Qur’an adalah firman Allah, hanya saja kaum musyrikin tidak beriman kepada al-Qur’an yang begitu indah dikarenan hati mereka yang telah tertutup dikarenakan banyaknya dosa dan kesalahan yang mereka lakukan.
Makna ayat di atas diterangkan dalam hadits berikut.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِى قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِى ذَكَرَ اللَّهُ ( كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ) »
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar-raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’.” (HR At Tirmidzi no. 3334, Ibnu Majah no. 4244, Ibnu Hibban (7/27) dan Ahmad (2/297). At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Dalam hadist di atas disebutkan bahwa seorang hamba apabila melakukan dosa, maka akan di catatkan di hatinya titik hitam. Semakin melakukan kemaksiatan maka semakin banyak titik hitam dicatatkan di hatinya, sehingga hatinya bisa tertutup dengan warna hitam. Pada saat itu itu dia sudah tidak mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Dia melihat kemungkaran seperti kebaikan dan dia tidak mempunyai rasa malu melakukan kemungkaran, karena hatinya telah tertutup. Oleh karena itu, seseorang apabila melakukan kemaksiatan hendaklah segera bertaubat dan beristigfar kepada Allah subhanallahu wata’ala agar titik hitam yang dicatatkan tadi dihapus kembali oleh Allah subhanallahu wata’ala. Adapun orang-orang kafir maka hati mereka telah tertutup kelam, sehingga mereka tidak lagi mengetahui mana yang baik dan mana yang baik, dan tidak lagi memperdulikan jika mereka melakukan kemungkaran. Karena hati mereka telah ditutup oleh Allah, akibat ulah perbuatan mereka sendiri.