2. وَأَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْ
wa ażinat lirabbihā wa ḥuqqat
2. dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya langit itu patuh.
Tafsir:
Salah satu maknaأَذِنَتْ dalam bahasa Arab adalah اِسْتَمَعَتْ yaitu mendengar dan taat. Hal ini sebagaimana sabda Nabi :
مَا أَذِنَ اللَّهُ لِشَيْءٍ مَا أَذِنَ لِلنَّبِيِّ أَنْ يَتَغَنَّى بِالقُرْآنِ
Artinya adalah مَا اسْتَمَعَ اللَّهُ لِشَيْءٍ ‘’Tidaklah Allah mendengar sesuatu seperti Allah mendengarnya Allah terhadap seorang Nabi yang melantunkan al-Qur’an’’ (HR Al-Bukhari no 5024 dan Muslim no 792, lihat penjelasan At-Thobari dalam Tafsirnya 24/230)
وَحُقَّتْ artinya وَأَطَاعَتْ (lihat Tafsir At-Thobari 24/231)
Maka langit itu taat dan mendengar apa kata Allah tatkala dia dirubah, ia patuh kepada Allah untuk dibelah oleh Allah. Sebagaimana langit telah taat sebelumnya kepada Allah diawal penciptaannya. Allah berfirman:
ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ
“Kemudian Dia menuju ke langit dan (langit) itu masih berupa asap, lalu Dia berfirman kepadanya dan kepada bumi, “Datanglah kamu berdua menurut perintah-Ku dengan patuh atau terpaksa.” Keduanya menjawab, “Kami datang dengan patuh”.” (QS Fushshilat : 11)
Langit dan bumi selamanya akan taat kepada Allah baik di awal penciptaannya sampai akhir penciptaanya.
وَحُقَّتْ yaitu sebagaimana kata Ibnu Katsir وَحُقَّ لَهَا أَنْ تُطِيعَ أَمْرَهُ sudah semestinya langit taat kepada peruintah Allah, karena Allah adalah Yang Maha Agung Yang Maha Kuasa, semuanya tunduk di bawah aturan dan perintahNya.