1. إِذَا ٱلسَّمَآءُ ٱنشَقَّتْ
iżas-samā`unsyaqqat
1. Apabila langit terbelah
Tafsir:
Telah berlalu penjelasan bahwasanya langit merupakan makhluk Allah yang terbesar dan terluas yang bisa kita saksikan. Allah berfirman:
وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ
“Dan langit Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan Kami benar-benar meluaskannya.” (QS Adz-Dzariyat : 47)
Tidak ada makhluk yang lebih besar dari langit yang bisa kita saksikan sekarang. Bahkan matahari, rembulan, bintang-bintang, dan semuabenda langit lainnya berada dalam lingkaran langit, bahkan tidak ada yang mengetahui dimana. Semua manusia dapat menyaksikannya dimanapun ia berada, baik yang tingal di daerah kutub atau daerah khatulistiwa, di benua manapun mereka akan melihat langit. Hal ini menunjukkan betapa luasnya langit. Oleh karena itu, Allah menjadikan langit sebagai ayat.
Pada suatu hari kelak fenomena-fenomena alam yang kita lihat sekarang ini akan berubah semua. Manusia jangan menyangka bahwasanya hari-hari yang berjalan sekarang akan seterusnya demikian. Kelak akan sampai pada suatu hari dimana semua akan berubah, sebagai pertanda akan datang hari yang lain yaitu hari kiamat, hari akhirat yang tiada penghujungnya. Diantara perubahan-perubahan dahsyat tersebut seperti matahari yang terbit dari barat yang sebelumnya terbit dari timur, demikian juga langit-langit yang kokoh yang tidak berlubang namun kelak Allah akan membelahnya.
Telah disebutkan bahwasanya awal mulanya langit akan perlahan-lahan mulai terbelah yang disebut dengan infithar kemudian setelah terbelah secara sempurna berlubang-lubang maka disebut dengan insyiqaq. Setelah itu langit-langit menjadi lemah lantas langit-langit tersebut akan dilepas oleh Allah sebagaimana kulit yang dicabut dari seekor hewan, dan kemudian dilipat oleh Allah. (lihat kembali tafsir surat al-infithor)