Pendahuluan
Sebagaimana juga yang telah berlalu pada tafsir Surat At-Takwir dan Surat Al-Infithar, bahwasanya dalam sebuah hadist shahih, Rasulullah Shalallahu ‘alayhi wa sallam pernah bersabda,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ كَأَنَّهُ رَأْيُ عَيْنٍ. فَلْيَقْرَأْ: إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ، وَإِذَا السَّمَاءُ انْفَطَرَتْ، وَإِذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ
“Barangsiapa yang ingin merasakan hari kiamat seperti menyaksikannya dengan mata kepala sendiri, hendaklah ia membaca “idza syamsu kuwirat, idza syamaaunfatarat, dan idza syamaaunsyaqat”. (HR At-Tirmidzi no. 3333)
Para ulama telah bersepakat bahwa Surat Al-Insyiqaq adalah surat Makiyyah. Oleh karena itu, surat ini fokus membantah pemikiran-pemikiran para kafir Quraisy Mekkah berkaitan dengan masalah hari kiamat, dimana mereka mengingkarinya dan menyangka bahwasanya tidak ada hari kiamat.
Allah membuka surat ini dengan firman-Nya:
1. إِذَا ٱلسَّمَآءُ ٱنشَقَّتْ
iżas-samā`unsyaqqat
1. Apabila langit terbelah,
2. وَأَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْ
wa ażinat lirabbihā wa ḥuqqat
2. dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya langit itu patuh,
3. وَإِذَا ٱلْأَرْضُ مُدَّتْ
wa iżal-arḍu muddat
3. dan apabila bumi diratakan,
4. وَأَلْقَتْ مَا فِيهَا وَتَخَلَّتْ
wa alqat mā fīhā wa takhallat
4. dan dilemparkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong,
5. وَأَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْ
wa ażinat lirabbihā wa ḥuqqat
5. dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya bumi itu patuh, (pada waktu itu manusia akan mengetahui akibat perbuatannya).
6. يَٰٓأَيُّهَا ٱلْإِنسَٰنُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَىٰ رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَٰقِيهِ
yā ayyuhal-insānu innaka kādiḥun ilā rabbika kad-ḥan fa mulāqīh
6. Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.
7. فَأَمَّا مَنْ أُوتِىَ كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ
fa ammā man ụtiya kitābahụ biyamīnih
7. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya,
8. فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا
fa saufa yuḥāsabu ḥisābay yasīrā
8. maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah,
9. وَيَنقَلِبُ إِلَىٰٓ أَهْلِهِۦ مَسْرُورًا
wa yangqalibu ilā ahlihī masrụrā
9. dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira.
10. وَأَمَّا مَنْ أُوتِىَ كِتَٰبَهُۥ وَرَآءَ ظَهْرِهِۦ
wa ammā man ụtiya kitābahụ warā`a ẓahrih
10. Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang,
11. فَسَوْفَ يَدْعُوا۟ ثُبُورًا
fa saufa yad’ụ ṡubụrā
11. maka dia akan berteriak: “Celakalah aku”.
12. وَيَصْلَىٰ سَعِيرًا
wa yaṣlā sa’īrā
12. Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).
13. إِنَّهُۥ كَانَ فِىٓ أَهْلِهِۦ مَسْرُورًا
innahụ kāna fī ahlihī masrụrā
13. Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir).
14. إِنَّهُۥ ظَنَّ أَن لَّن يَحُورَ
innahụ ẓanna al lay yaḥụr
14. Sesungguhnya dia menyangka bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya).
15. بَلَىٰٓ إِنَّ رَبَّهُۥ كَانَ بِهِۦ بَصِيرًا
balā inna rabbahụ kāna bihī baṣīrā
15. (Bukan demikian), yang benar, sesungguhnya Tuhannya selalu melihatnya.
16. فَلَآ أُقْسِمُ بِٱلشَّفَقِ
fa lā uqsimu bisy-syafaq
16. Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah di waktu senja,
17. وَٱلَّيْلِ وَمَا وَسَقَ
wal-laili wa mā wasaq
17. dan dengan malam dan apa yang diselubunginya,
18. وَٱلْقَمَرِ إِذَا ٱتَّسَقَ
wal-qamari iżattasaq
18. dan dengan bulan apabila jadi purnama,
19. لَتَرْكَبُنَّ طَبَقًا عَن طَبَقٍ
latarkabunna ṭabaqan ‘an ṭabaq
19. sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan),
20. فَمَا لَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
fa mā lahum lā yu`minụn
20. Mengapa mereka tidak mau beriman?
21. وَإِذَا قُرِئَ عَلَيْهِمُ ٱلْقُرْءَانُ لَا يَسْجُدُونَ ۩
wa iżā quri`a ‘alaihimul-qur`ānu lā yasjudụn
21. dan apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud,
22. بَلِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ يُكَذِّبُونَ
balillażīna kafarụ yukażżibụn
22. bahkan orang-orang kafir itu mendustakan(nya).
23. وَٱللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا يُوعُونَ
wallāhu a’lamu bimā yụ’ụn
23. Padahal Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan (dalam hati mereka).
24. فَبَشِّرْهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
fa basysyir-hum bi’ażābin alīm
24. Maka beri kabar gembiralah mereka dengan azab yang pedih,
25. إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍۭ
illallażīna āmanụ wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti lahum ajrun gairu mamnụn
25. tetapi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka pahala yang tidak putus-putusnya.