5. أَيَحْسَبُ أَن لَّن يَقْدِرَ عَلَيْهِ أَحَدٌ
a yaḥsabu al lay yaqdira ‘alaihi aḥad
Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorangpun yang berkuasa atasnya?[5]
Tafsir:
Sehingga dia bebas melakukan kemaksiatan, bebas melakukan apa yang dia inginkan, seakan-akan dia cuma hidup sekali dan tidak akan dihidupkan lagi pada hari kiamat kelak?. Apakah setelah tubuhnya menjadi hancur dan tulang belulangnya berubah menjadi tanah Allah tidak mampu membangkitkannya? (lihat At-Tahriir wa At-Tanwiir 30/351)