7. أَن رَّآهُ اسْتَغْنَىٰ
an raaahu istaghnaa
“Apabila melihat dirinya merasa kaya/berkecukupan”
Tafsir Surat Al-‘Alaq Ayat-7
Abu Jahal menjadi melampaui batas karena dua sebab, pertama karena ia ia telah memiliki harta yang banyak dan yang kedua karena ia kedudukan yang tinggi di kaumnya sehingga banyak kabilahnya dan penolongnya (lihat Tafsir al-Qurthubi 20/123).
Akan tetapi meskipun ayat ini berkaitan langsung dengan Abu Jahal tapi maknanya umum mencakup seluruh manusia yang lupa diri karena sudah merasa hebat. Allah menyebutkan sebab mengapa seseorang terkadang melampaui batas dan berbuat kedzhaliman yaitu karena dia merasa dirinya sudah cukup dan tidak butuh kepada orang lain dan kepada Allah lagi. Dia merasa telah mempunyai harta, mempunyai ilmu, memiliki tubuh yang kuat, dia tidak sadar bahwa semua itu adalah karunia dari Allah. Padahal manusia itulah yang selalu butuh kepada Allah. Allah berfirman:
۞ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
“Wahai manusia! Kamulah yang memerlukan Allah, dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu), lagi Maha Terpuji.” (QS Fathir : 15)
Karenanya hakikat manusia adalah selalu faqir (miskin), sehingga Allah menyebutkan dalam ayat bahwa “Apabila melihat dirinya merasa kaya/berkecukupan”, yaitu yang memandang ia telah kaya adalah dirinya sendiri, padahal pada hakikatnya manusia selalu faqir membutuhkan pertolongan Robbnya dalam segala hal.