4. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
alladzii ‘allama bialqalami
“Yang mengajar (manusia) dengan pena”
Tafsir Surat Al-‘Alaq Ayat-4
Diantara anugerah Allah adalah mengajarkan ilmu manusia dengan perantaraan pena. Sebagian ahli tafsir menyatakan, Allah menyebutkan pena karena di zaman bangsa Arab dahulu mereka lebih mengutamakan hafalan. Mereka bisa menulis tetapi mereka jarang menulis, karena hafalan mereka kuat. Kemudian Allah menyebutkan bahwasanya diantara ajaran Allah kepada manusia adalah tulisan.
Manfaat tulisan itu luar biasa. Tidaklah ilmu-ilmu para ulama terdahulu bisa dinikmati oleh manusia zaman sekarang kecuali dengan tulisan. Seandainya tidak ada tulisan niscaya ilmu-ilmu ulama akan hilang. Begitupun dengan Al-Quran dan hadits-hadits Nabi bisa terjaga sampai sekarang karena ditulis selain dihafalkan. Oleh karena itu, Nabi bersabda:
قَيِّدُوا الْعِلْمَ بِالْكِتَابِ
“Ikatlah ilmu dengan dengan menulisnya.” (Silsilah Ash-Shahiihah no. 2026)
Jika dibandingkan antara seorang yang menulis dan tidak menulis saat mendengarkan materi disampaikan maka ilmu seorang yang menulis tadi pada umumnya akan lebih melekat di dalam dadanya. Demikianlah kenyataannya. Walaupun orang yang menulis tadi membuang tulisannya setelah itu, tetapi paling tidak ketika menulis dia menggunakan indera yang lebih banyak daripada orang yang sekedar mendengarkan tanpa menulis. Karena orang yang menulis, dia akan lebih berusaha untuk mendengarkannya secara seksama, berusaha menangkap poin-poin pentingnya, lalu menuliskannya kembali di dalam kertasnya.
Ibnu Katsir berkata :
وَأَنَّ مِنْ كَرَمِهِ تَعَالَى أَنْ عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ، فَشَرَّفَهُ وَكَرَّمَهُ بِالْعِلْمِ وَهُوَ الْقَدْرُ الذي امتاز به أبو البشرية آدَمُ عَلَى الْمَلَائِكَةِ
“Ayat ini mengingatkan bahwa diantara kebaikan Allah ta’ala adalah mengajarkan manusia ilmu tentang apa yang ia belum mengetahuinya. Maka Allah memuliakan manusia dengan ilmu, dan ilmu itulah bagian yang menjadikan nenek moyang manusia yaitu Adam istimewa melebihi para malaikat” (8/422)
Yaitu Ibnu Katsir ingin mengingatkan bahwa ilmu itu adalah anugrah yang besar dari Allah yang menjadikan seseorang istimewa, sehingga dikhususkanlah penyebutannya dalam ayat ini.