5. وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
wamaa umiruu illaa liya’buduu allaaha mukhlishiina lahu alddiina hunafaa-a wayuqiimuu alshshalaata wayu/tuu alzzakaata wadzaalika diinu alqayyimati
“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah agama yang benar”
Tafsir Surat Al-Bayyinah Ayat-5
حُنَفَاءَ diambil dari kata حَنِيْفٌ yang dalam bahasa Arab artinya condong. Yaitu condong kepada tauhid dan menjauh dari kesyirikan.
Meskipun Ahli Kitab dan kaum musyrikin hanya diperintahkan untuk beribadah ikhlas kepada Allah dan menjauhkan diri dari kesyirikan, serta untuk menegakkan shalat dan membayar zakat. Namun mereka tetap saja tidak mau beriman dan mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya tersebut. Padahal apa yang diperintahkan atau didakwahkan Nabi Muhammad sama dengan yang didakwahkan oleh Nabi-Nabi sebelumnya, sama yang didakwahkan oleh Nabi Musa dan Nabi ‘Isa ‘alaihimas salam. Allah berfirman:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
“Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang Rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), ‘Sembahlah Allah, dan jauhilah thaghut’.” (QS An-Nahl : 36)
Dalam ayat yang lain, Allah berfirman:
وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۚ أَفَلَا تَتَّقُونَ
“Dan kepada kaum ‘Ad (kami utus) saudara mereka Nabi Hud. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa?” (QS Al-A’raf : 65)
Dan dalam ayat yang lain, Allah juga berfirman:
وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ
“Dan kepada kaum Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shalih. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada sesembahan yang berhak disembah bagimu selain Dia.” (QS Al-A’raf: 73)
Nabi Musa ‘alaihis salam berkata :
وَانْظُرْ إِلَى إِلَهِكَ الَّذِي ظَلْتَ عَلَيْهِ عَاكِفًا لَنُحَرِّقَنَّهُ ثُمَّ لَنَنْسِفَنَّهُ فِي الْيَمِّ نَسْفًا (97) إِنَّمَا إِلَهُكُمُ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَسِعَ كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا
“Dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yang berserakan). Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu” (QS Thoha : 97-98)
Nabi Isa ‚alaihis salam berkata :
مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلَّا مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu (QS Al-Maidah : 117)
Semua Nabi sejak dahulu memerintahkan umatnya untuk bertauhid, yaitu agar mereka beribadah kepada Allah saja dan menjauhi kesyirikan. Begitupun dengan Nabi Muhammad. Tetapi mereka malah mengingkari Nabi.
Ayat ini juga menunjukan bahwa sholat dan zakat adalah ibadah yang sangat penting karena disebutkan secara khusus padahal sudah masuk dalam keumuman firman Allah “Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah”. Ini juga menunjukan bahwa ibadah sholat dan zakat adalah ibadah yang diperintahkan oleh para nabi, dan bukan hanya khusus syariat Muhammad (lihat Tafsir as-Sa’di hal 931)
Setelah itu Allah menyebutkan tentang nasib orang-orang kafir dan kaum musyrikin.