Asmaul Husna
(Al-Khaliq / Al-Khallaaq)
Oleh DR. Firanda Andirja, Lc. MA.
Al-Khaliq maknanya adalah Maha pencipta, adapun Al-Khallaaq adalah yang selalu menciptakan. Tidak ada sesuatu yang terjadi di alam semesta ini kecuali adalah ciptaan Allah ﷻ.
Al-Khalqu (الخَلقُ) memiliki tiga makna :
Pertama : إِيجَادُ الشَّيءِ مِنَ العَدَمِ yaitu mengadakan sesuatu dari tidak ada menjadi ada. Sebagaimana disebutkan dalam beberapa firman Allah ﷻ,
ٱللَّهُ خَٰلِقُ كُلِّ شَىْءٍ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ وَكِيلٌ
“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.” (QS. Az-Zumar:62)
وَٱللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ
“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu”. (QS. As-Shaffaat:96)
هَلْ مِنْ خَٰلِقٍ غَيْرُ ٱللَّهِ يَرْزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ
“Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan bumi?” (QS. Fathir:3)
Nama Allah ﷻ Al-Khallaaq juga disebutkan dalam Al-Quran,
إِنَّ رَبَّكَ هُوَ ٱلْخَلَّٰقُ ٱلْعَلِيمُ
“Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Hijr:86).
أَوَلَيْسَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ بِقَٰدِرٍ عَلَىٰٓ أَن يَخْلُقَ مِثْلَهُم ۚ بَلَىٰ وَهُوَ ٱلْخَلَّٰقُ ٱلْعَلِيمُ
“Dan tidaklah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.” (QS. Yasin:81)
Kedua : تَحوِيلُ الشّيءِ إِلَى شَيئٍ آخَرَ yaitu mengubah dari suatu yang ada menjadi sesuatu yang lain
أَنِّىٓ أَخْلُقُ لَكُم مِّنَ ٱلطِّينِ كَهَيْـَٔةِ ٱلطَّيْرِ فَأَنفُخُ فِيهِ فَيَكُونُ طَيْرًۢا بِإِذْنِ ٱللَّهِ
“Yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah” (QS. Ali Imran:49)
Ketiga : التَّقدِيرُ yaitu merencanakan. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah ﷻ,
فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
“Maha Suci Allah sebaik-baiknya perencana” (QS. Al-Mu’minun:14)
Makna Al-Khalqu pada ayat ini bukan sebaik-baik pencipta namun sebaik-baik perencana. Al-Khalqu yang memiliki makna perencanaan juga disebutkan dalam sebuah bait syair,
وَلأَنتَ تفرِي مَا خَلَقتَ وَبَعــضُ القَومِ يَخلُقُ ثُمَّ لَا يفرِي
“Engkau mampu mengeksekusi apa yang kau rencanakan sementara sebagian kaum merencanakan namun tidak mampu mengeksekusi”([1])
Penyimpangan dalam makna Al-Khalqu
Akidah Muktazilah meyakini bahwa Allah menciptakan segala sesuatu kecuali perbuatan hamba. Mereka meyakini bahwa di alam semesta ini ada sesuatu yang berjalan tanpa kehendak Allah ﷻ di luar dari penciptaan Allah ﷻ. Berbeda dengan keyakinan Ahlussunnah yang meyakini bahwa semua yang ada di alam semesta ini termasuk juga perbuatan hamba seluruhnya merupakan ciptaan Allah ﷻ. Rasulullah ﷺ bersabda,
القَدَرِيَّةُ مَجُوسُ هذه الأمةِ
“Orang-orang Qadariyah adalah majusinya umat ini (Islam)”([2])
Disebut sebagai Majusi karena orang-orang majusi meyakini bahwa ada dua pencipta. Sama dengan orang Qadariyah yang berkeyakinan bahwa ada sesuatu di alam semesta yang berjalan dan berlaku tanpa diciptakan oleh Allah ﷻ yang berupa perbuatan para hamba. Oleh karenanya Imam Bukhari pernah menulis sebuah kitab yang ditujukan untuk membantah mereka dengan judul ‘Khalqu ‘af’aal al-Ibad’ yang artinya Penciptaan perbuatan-perbuatan para hamba.
Footnote:
________
([1]) Lihat : Tafsir Asmaul Husna karya Az-Zajjaj hal. 36
([2]) HR. Abu Dawud no. 4691 dan dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam Sahih Abi Dawud no. 4691.