Sifat-sifat Neraka
Oleh DR. Firanda Andirja, Lc. MA.
Adapun sifat-sifat neraka maka Allah ﷻ juga telah menyebutkannya di dalam Al-Quran, di antaranya :
- Seburuk-buruknya tempat kembali (بِئْسَ الْمَصِيْرُ), sebagaimana dalam firman-Nya,
وَلِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَۗ وَبِئْسَ الْمَصِيْرُ
“Dan orang-orang yang ingkar kepada Tuhannya akan mendapat azab Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Al-Mulk : 6)
- Seburuk-buruknya tempat kediaman (بِئْسَ الْقَرَارُ), sebagaimana dalam firman-Nya,
جَهَنَّمَ ۚيَصْلَوْنَهَاۗ وَبِئْسَ الْقَرَارُ
“Yaitu neraka Jahanam; mereka masuk ke dalamnya; dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.” (QS. Ibrahim : 29)
- Seburuk-buruknya tempat yang dimasuki (بِئْسَ الْوِرْدُ الْمَوْرُوْدُ), sebagaimana dalam firman-Nya,
يَقْدُمُ قَوْمَه يَوْمَ الْقِيٰمَةِ فَاَوْرَدَهُمُ النَّارَ ۗوَبِئْسَ الْوِرْدُ الْمَوْرُوْدُ
“Dia (Fir‘aun) berjalan di depan kaumnya di hari Kiamat, lalu membawa mereka masuk ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang dimasuki.” (QS. Hud : 98)
- Lembah kebinasaan (دَارَ الْبَوَارِۙ), sebagaimana dalam firman-Nya,
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ بَدَّلُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ كُفْرًا وَّاَحَلُّوْا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِۙ
“Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan ingkar kepada Allah dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan?” (QS. Ibrahim : 28)
- Negeri orang-orang fasik (دَارَ الْفٰسِقِيْنَ), sebagaimana dalam firman-Nya,
وَكَتَبْنَا لَه فِى الْاَلْوَاحِ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَّوْعِظَةً وَّتَفْصِيْلًا لِّكُلِّ شَيْءٍۚ فَخُذْهَا بِقُوَّةٍ وَّأْمُرْ قَوْمَكَ يَأْخُذُوْا بِاَحْسَنِهَا ۗسَاُورِيْكُمْ دَارَ الْفٰسِقِيْنَ
“Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada lauh-lauh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan untuk segala hal; maka (Kami berfirman), “Berpegangteguhlah kepadanya dan suruhlah kaummu berpegang kepadanya dengan sebaik-baiknya, Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang fasik.” (QS. Al-A’raf : 145)
- Tempat tinggal yang buruk (سُوْۤءُ الدَّارِ), sebagaimana dalam firman-Nya,
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ الظّٰلِمِيْنَ مَعْذِرَتُهُمْ وَلَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوْۤءُ الدَّارِ
“(yaitu) hari ketika permintaan maaf tidak berguna bagi orang-orang zalim dan mereka mendapat laknat dan tempat tinggal yang buruk.” (QS. Ghafir : 52)
- Tempat yang paling rendah (أَسْفَلَ سَافِلِيْنَۙ), sebagaimana dalam firman-Nya,
ثُمَّ رَدَدْنٰهُ أَسْفَلَ سَافِلِيْنَۙ
“Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya” (QS. At-Tin : 5)
- Tempat tinggal terburuk (بِئْسَ الْمِهَادُ), sebagaimana dalam firman-Nya,
مَتَاعٌ قَلِيْلٌ ۗ ثُمَّ مَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُ ۗوَبِئْسَ الْمِهَادُ
“Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat kembali mereka ialah neraka Jahanam. (Jahanam) itu seburuk-buruk tempat tinggal.” (QS. Ali Imran : 198)
Luas Neraka
Banyak dalil yang menunjukkan betapa luasnya neraka jahanam. Di antaranya hadist Nabi ﷺ yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, beliau berkata,
كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ سَمِعَ وَجْبَةً فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَدْرُونَ مَا هَذَا قَالَ قُلْنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ هَذَا حَجَرٌ رُمِيَ بِهِ فِي النَّارِ مُنْذُ سَبْعِينَ خَرِيفًا فَهُوَ يَهْوِي فِي النَّارِ الْآنَ حَتَّى انْتَهَى إِلَى قَعْرِهَا
“Kami pernah bersama Nabi ﷺ tiba-tiba beliau mendengar seperti suara benda jatuh ke dasar, maka Nabi ﷺ bertanya, ‘Tahukah kalian suara apa itu?’ Kami menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.’ Beliau bersabda, ‘Ini adalah batu yang dilemparkan ke neraka sejak 70 tahun yang lalu dan sekarang baru mencapai dasarnya’”([1])
Di antara yang menunjukkan akan luasnya neraka jahanam bahwa ketika ia terus-menerus diisi dia berkata, “Masih adakah tambahan?” sebagaimana dalam firman-Nya,
يَوْمَ نَقُوْلُ لِجَهَنَّمَ هَلِ امْتَلَـْٔتِ وَتَقُوْلُ هَلْ مِنْ مَّزِيْدٍ
“(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami bertanya kepada Jahanam, “Apakah kamu sudah penuh?” Ia menjawab, “Masih adakah tambahan?” (QS. Qaf : 30)
Nabi ﷺ juga menyebutkan bahwa matahari dan rembulan akan digulung di dalam neraka jahanam yang menunjukkan betapa luasnya neraka. Beliau ﷺ bersabda,
الشمسُ والقمر مكوَّران يوم القيامة
“Matahari dan rembulan akan digulung (di neraka) pada hari kiamat”([2])
Beliau ﷺ juga bersabda,
يُؤْتَى بِجَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ لَهَا سَبْعُونَ أَلْفَ زَمَامٍ، مَعَ كُلِّ زَمَامٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ يَجُرُّونَهَا
“Didatangkan neraka di hari itu, dalam keadaan ia memiliki 70.000 tali kekang. Setiap tali kekang diseret oleh 70.000 malaikat”([3])
Berarti ada sekitar 4 miliar lebih malaikat yang menyeret neraka jahanam. Menujukkan betapa luasnya tempat tersebut.
((…Akal tidak mungkin mampu membayangkan betapa luasnya neraka yang telah diciptakan yang ada sekarang ini. Sesungguhnya matahari, rembulan, bintang-bintang bagaikan bebatuan yang kecil dibandingkan dengan neraka. Neraka bagaikan tempat pembakaran yang sangat besar di mana ketika matahari dan bintang-bintang dilemparkan ke dalamnya maka ini bagaikan bebatuan kecil yang dilemparkan ke dalam sebuah sumur yang sangat besar.
Penduduk neraka akan membesar tubuh mereka di mana mereka telah Allah ﷻ tetapkan kekal di dalamnya. Ukuran gigi geraham salah seorang dari penduduk neraka sebesar gunung Uhud. Jarak di antara dua pundaknya sejauh perjalanan tiga hari. Jarak tebal kulitnya sepanjang perjalanan tiga hari. Sehingga tubuh salah satu penduduk neraka seperti gunung yang paling besar di dunia. Nabi Muhammad ﷺ bersabda,
ضِرْسُ الْكَافِرِ، أَوْ نَابُ الْكَافِرِ، مِثْلُ أُحُدٍ وَغِلَظُ جِلْدِهِ مَسِيرَةُ ثَلَاثٍ
“Gigi geraham orang kafir atau gigi taring orang kafir seperti gunung Uhud dan tebalnya kulit orang kafir sejauh perjalanan tiga (hari).” ([4])
Nabi Muhammad ﷺ bersabda,
مَا بَيْنَ مَنْكِبَيِ الكَافِرِ مَسِيرَةُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ للرَّاكِبِ المُسْرِعِ
“Jarak antara kedua pundak orang kafir sejauh perjalanan tiga hari bagi pengendara yang memacu kendaraannya dengan cepat, ” ([5])
Nabi Muhammad ﷺ bersabda,
إِنَّ غِلَظَ جِلْدِ الكَافِرِ اثْنَتَانِ وَأَرْبَعُونَ ذِرَاعًا، وَإِنَّ ضِرْسَهُ مِثْلُ أُحُدٍ، وَإِنَّ مَجْلِسَهُ مِنْ جَهَنَّمَ كَمَا بَيْنَ مَكَّةَ وَالمَدِينَةِ
“Sesungguhnya tebal kulitnya orang kafir itu empat puluh dua hasta, dan sesungguhnya gigi gerahamnya (sebesar) semisal gunung Uhud, dan sesungguhnya tempat duduknya di neraka jahanam sebagaimana (luasnya) antara Mekah dan Madinah.” ([6])
Meskipun yang masuk ke dalam neraka dari anak keturunan Nabi Adam berjumlah sembilan ratus sembilan puluh sembilan dari seribu jiwa akan tetapi ada juga dari golongan setan dan jin yang kafir yang masuk ke dalamnya dengan jumlah yang sama dengan jumlah keturunan anak Adam atau bahkan lebih. Semuanya masuk ke dalam neraka sebagaimana yang Allah ﷻ sifatkan, mereka semua tidak bisa memenuhi neraka, dan neraka tidak menjadi sempit dengan jumlah mereka. Allah ﷻ berfirman,
يَوْمَ نَقُولُ لِجَهَنَّمَ هَلِ امْتَلَأْتِ وَتَقُولُ هَلْ مِنْ مَزِيدٍ
“(Dan ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) Kami bertanya kepada jahanam: “Apakah kamu sudah penuh?” Dia menjawab: “Masih ada tambahan?” (QS. Qaf: 30)
Meskipun Allah ﷻ menciptakan neraka yang luas dengan bentuk sumur yang berlipat-lipat akan tetapi orang yang berada di luarnya (atasnya) tidak dapat melihatnya kecuali hanya pagar-pagarnya, gejolak yang meliputinya, dan tujuh pintunya yang ditegakkan di pagar-pagarnya atau tingkatan-tingkatannya. Hakikatnya luas neraka jauh menjorok ke dalam hingga ke keraknya yang tidak ada dasarnya. Jika sebuah batu yang besar dilemparkan ke dalamnya maka dia akan terus menerus dalam keadaan terjatuh selama 70 tahun yang tidak pernah sampai dasarnya.
Di dalam neraka juga terdapat gunung-gunung. Pada gunung-gunung tersebut terdapat gua-gua, lembah-lembah, percikan api, dan hal-hal yang menakutkan. Akal pun tidak mampu untuk menganalisis berapa banyak hal-hal yang menakutkan di dalam neraka. Terdapat sungai-sungai nanah dan cairan yang berasal dari tubuh, perut dan usus-usus penduduk neraka yang mengalir pada gunung-gunung dan datarannya. Allah ﷻ berfirman,
كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ
“Sama dengan orang yang kekal dalam jahanam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?” (QS. Muhammad: 15)
Dari gunung-gunung dan lembah-lembah ini menyembur air-air sungai seperti pusaran air yang sangat panas…))([7])
Artikel ini penggalan dari Buku Syarah Rukum Iman Karya Ustadz DR. Firanda Andirja, Lc. MA.
_______________________
([6]) HR. At-Tirmizi No. 2577. Dinyatakan sahih oleh Al-Albani.
([7]) Dari kitab al-Jahiim Ru’yah min ad-Daakhil, Abdurrahman Abdul Kholiq